Jembatan Kampung Kemas butuh sentuhan pemerintah

id Jembatan Kampung Kemas butuh sentuhan pemerintah

Jembatan Kampung Kemas butuh sentuhan pemerintah

Jembatan Kampung Kemas, Desa Jagoh Kecamatan Singkep Barat (Nurjali)

Lingga, Kepri (ANTARA) - Jembatan Kampung Kemas, Desa Jagoh, Kecamatan Singkep Barat, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepri, membutuhkan sentuhan dari pemerintah daerah maupun pusat, mengingat jembatan tersebut merupakan infrastruktur pendukung perekonomian masyarakat sekitar yang menghhubungkan dua desa antara Desa Jagoh dan Desa Sungai Buluh.

"Ini jalan satu-satunya yang dekat, menuju ke pusat pelabuhan jagoh dan sungai buluh, kalau melalui jalan lain cukup jauh," kata Kepala Desa Jagoh, Ali kepada Antara, Jumat.

Upaya untuk perbaikan jembatan kayu tersebut menjadi jembatan permanen, sudah sering dilakukan oleh pihak desa bersama masyarakat setempat. Bahkan beberapa kepala daerah, baik itu Bupati Lingga Alias Wello hingga Gubernur Kepri Nurdin Basirun sudah pernah melihat kondisi jembatan tersebut.

Selain itu dari Dana Desa sendiri, juga hampir setiap tahun dianggarkan, namun penganggaran tersebut hanya mampu untuk rehab jembatan. Anggaran belasan sampai puluhan juta dari anggaran dana desa maupun dana desa, tergerus digunakan untuk rehab jembatan agar tetap dapat dilalui, tapi hal tersebut tetap saja tidak maksimal karna hanya rehab kecil. 

"Selama ini, kita juga rehab dengan dana desa seadanya. Tapi ya namanya anggaran minim, bisanya pangkal sama ujung aja," ujar Ali.

Ditempat yang sama mantan staf khusus Bupati Lingga Rudi Purwonugroho mengatakan, kondisi jembatan ini sangat penting untuk dilakukan perbaikan, untuk itu dirinya meminta kepada pihak-pihak yang berkompeten seperti DPRD Provinsi Kepri untuk dapat melakukan upaya-upaya melalui jalur resmi agar jembatan tersebut menjadi skala prioritas.

"Gubernur pernah melihat langsung kondisinya, tapi perlu digiring oleh rekan-rekan di dewan supaya bisa menjadi prioritas pembangunan," sebut Rudi.

Jembatan yang memiliki panjang kurang lebih 350 meter lebih ini, diharapkan tidak menjadi jembatan anak tiri yang ada di Desa Marok tua, setelah diviralkan barulah ada upaya dari legislatif maupun eksekutif untuk melakukan perbaikan. 

"Jangan sampailah ini dihebohkan, baru ada perhatian, karena pembangunan di desa-desa ini sangat penting, sesuai visi misi pemerintah," jelasnya. (Antara) 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE