Batam (ANTARA) - Presiden Direktur PT Adhya Tirta Batam (ATB) Benny Andrianto Antonius mengatakan area resapan air di Waduk Tembesi telah dirusak oleh aktivitas ilegal, sehingga kondisi tangkapan air di wilayah setempat menjadi rusak.
"Hutan-hutan yang seharusnya dijaga banyak yang telah gundul. Aktivitas tambang pasir ilegal marak terjadi. Selain itu, areal sekitar waduk juga telah dibangun perumahan-perumahan warga," kata dia kepada Antara, Kamis.
Ia mengungkapkan, kondisi ini menggambarkan beratnya tanggung jawab pemenang tender pengelolaan Dam Tembesi kedepannya. Kondisi area tangkapan air yang sudah rusak tersebut membuat kapasitas Dam Tembesi tak lagi berada pada angka 660 liter perdetik.
“Kalaupun dipaksakan, maka air di dalam dam akan cepat habis,” kata Benny.
Benny menyatakan pemerintah melalui BP Batam telah mempersiapkan Waduk Tembesi sebagai cadangan air baku baru. Waduk ini dirancang untuk mampu menampung air baku hingga 56 juta meter kubik dan memproduksi 600 liter per detik.
Selain Dam Tembesi, ada juga Dam Sei Gong yang dibangun oleh Kementerian PUPR. Dam tersebut memiliki luas genangan air 355,99 hektar dengan kapasitas tampung 11,8 juta meter kubik. Rencananya dam ini akan menyuplai kebutuhan air hingga 400 liter per detik.
Dam senilai Rp238,44 miliar dibangun sejak Desember 2015, dan merupakan salah satu dari program pembangunan 49 bendungan baru yang tengah dibangun Kementerian PUPR dalam periode 2015-2019. Dam ini juga telah selesai dibangun dan menunggu diresmikan.
"Namun, kehadiran Dam Tembesi dan Dam Sei Gong tidak serta merta menjawab masalah ketersediaan air bersih di Batam. Pembangunan sumber air baku baru tetap harus menjadi program berkelanjutan pemerintah, agar keberlangsungan suplai air bersih tetap terjaga," ucapnya.
Ia menuturkan, proses pembangunan bendungan butuh waktu yang cukup lama. Jika tidak segera disiapkan, maka dikhawatirkan Batam akan terlanjur masuk dalam fase defisit air.
"Sehingga masalah ini akan semakin sulit untuk diatasi," katanya.
Ia berharap ketersediaan air bersih harus tetap dikawal dengan baik. "Roadmap" pembangunan waduk dalam jangka menengah dan panjang harus ada dan diikuti secara rinci.
Komentar