Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa berpeluang menguat seiring pasar yang merespon positif kemajuan pengembangan vaksin COVID-19 dari Moderna Inc.
Pada pukul 9.59 WIB, rupiah bergerak menguat 70 poin atau 0,5 persen ke posisi Rp14.040 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.110 per dolar AS.
"Rupiah berpotensi menguat lagi hari ini dengan sentimen positif baru dari laporan pengembangan vaksin COVID-19 dari Moderna yang menyebutkan hasil pengujiannya menunjukkan efektifitas yang tinggi sebesar 94,5 persen," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa.
Menurut Ariston, hasil dari Moderna tersebut menambah kepercayaan pasar bahwa vaksin akan segera dirilis dan ekonomi bisa segera pulih. Harga aset-aset berisiko bergerak menguat menanggapi berita itu.
"Selain itu, surplus neraca perdagangan bulan Oktober dan proyeksi pertumbuhan positif ekonomi Indonesia di kuartal keempat oleh BI juga memberikan sentimen positif ke rupiah," ujar Ariston
Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi bergerak di kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.150 per dolar AS.
Pada Senin (16/11) lalu, rupiah ditutup menguat 60 poin atau 0,42 persen ke posisi Rp14.110 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya Rp14.170 per dolar AS.
Berita Terkait
TKA di Kepri wajib bayar retribusi 100 dolar per bulan
Kamis, 2 Mei 2024 7:55 Wib
Pelayaran langsung peti kemas Batam-China pangkas biaya 600 dolar AS
Senin, 1 April 2024 11:52 Wib
BI siapkan uang rupiah Lebaran di Kepri Rp2 triliun
Kamis, 21 Maret 2024 7:15 Wib
Mesir sebut rekonstruksi Gaza perlu biaya 90 miliar dolar AS
Minggu, 10 Maret 2024 12:28 Wib
KPK sebut korupsi di PT Taspen rugikan negara ratusan miliar rupiah
Sabtu, 9 Maret 2024 6:10 Wib
Polda Kepri ungkap peredaran uang palsu dolar Singapura
Rabu, 31 Januari 2024 14:52 Wib
Biden sahkan paket pertahanan 886 miliar dolar AS bantu militer Taiwan
Minggu, 24 Desember 2023 13:18 Wib
Bappenas: Proyeksi nilai tambah ekonomi biru capai 30 Triliun dolar AS pada 2030
Senin, 18 Desember 2023 17:32 Wib
Komentar