BI: Penggunaan Valas di Kepri Berkurang

id BI,bank,Penggunaan,Valas,valuta,asing,Kepri,Berkurang,mata,uang,rupiah,batam

Batam (Antara Kepri) - Bank Indonesia (BI) Kepulauan Riau (Kepri) menilai penggunaan valuta asing (valas) untuk transaksi di wilayah itu terus berkurang selama setahun terakhir menyusul gencarnya sosialisasi UU tentang Mata Uang.

"Penggunaan mata uang asing dalam transaksi di Kepulauan Riau terutama di Batam sudah semakin menurun dari waktu ke waktu terutama sejak pelaksanaan sosialisasi bersama oleh BI, Kemenkeu, Kepolisian dan pelaku usaha beberapa bulan lalu," kata Kepala Kantor BI Kepulauan Riau, Gusti Raizal Eka Putra di Batam, Jumat.

Ia menyebutkan BI terus melakukan sosialisasi tentang larangan penggunaan mata uang asing di wilayah NKRI menjelang pemberlakuan UU itu secara menyeluruh pada 2015.

Sebelumnya, mata uang asing seperti dolar Singapura, dolar AS dan ringgit Malaysia kerap dijadikan sebagai alat tukar atau pembayaran di Batam. Apalagi di hotel-hotel dan restoran.

Makin banyaknya perusahaan yang menerapkan transaksi satu mata uang yaitu rupiah harus diapresiasi, kata Gusti, karena tidak mudah menerapkan kebijakan itu di daerah perbatasan.

"Tentu hal ini harus diapreasiasi karena pelaku eknomi dan masyarakat semakin meningkat komitmennya untuk menggunakan uang Rupiah dalam melakukan transaksi di NKRI," kata dia.

Menurut Gusti, penggunaan rupiah di wilayah NKRI mendorong kedaulatan rupiah di dalam negeri.

Ia mengatakan saat ini BI bersama Kementerian Keuangan sedang melakukan pembahasan intensif peraturan pelaksanaan UU Mata Uang tersebut untuk teknis penerapan di lapangan.

"Sekarang sedang masuk tahap pembahasan dan kordnasi dengan instansi terkait. Mudah-mudahan setelah dikeluarkannya peraturan pelaksanaan tersebut pelaksanaan UU Mata Uang semakin baik," kata dia.

Sementara itu, seorang warga Batam yang juga mantan Gubernur Kepulauan Riau, Ismeth Abdullah sempat mengeluhkan penggunaan mata uang dolar Singapura di sebuah restoran hotel berbintang.

"Penggunaan dolar di Batam masih ada. Seharusnya semua transaksi sudah menggunakan rupiah, karena kita di Indonesia," kata Ismeth. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE