Tanjungpinang (Antara Kepri) - Pengusaha Kota Tanjungpinang menolak permintaan PT PLN (persero) agar kegiatan usaha berskala sedang dan besar yang memanfaatkan listrik berdaya tinggi menggunakan genset.
"Tidak mungkin permintaan PT PLN itu dapat dipenuhi pengusaha, karena merugikan pengusaha, apalagi perbaikan mesin PLTU membutuhkan waktu selama dua bulan," kata Anggota Dewan Penasehat Asosiasi Pengusaha Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (Apindo Kepri) Rudy Chua di Tanjungpinang, Sabtu.
Ia mengemukakan pengusaha bukan tidak ingin berkorban untuk kepentingan masyarakat maupun daerah. Bila penggunaan genset hanya sepekan agar tidak terjadi pemadaman listrik secara bergiliran di Tanjungpinang, pengusaha mungkin dapat memenuhinya.
Permasalahan sekarang berbeda sehingga tidak mungkin dapat memenuhi keinginan PLN. Alasan pertama, genset memiliki kapasitas terbatas dan bukan untuk digunakan secara permanen.
Alasan lainnya, kata dia, pengusaha sulit mendapatkan solar sebagai bahan bakar.
"Penampilan tempat usaha juga kurang bagus kalau menggunakan genset. Kalau di hotel menggunakan genset kan tidak kelihatan baik," ujarnya.
Sebelumnya Manajer Area PT PLN Kepulauan Riau, kecuali Batam Mahjudin mengatakan meminta perusahaan industri menggunakan genset agar tidak terjadi pemadaman bergilir.
"Kami minta kerja samanya supaya pemadaman listrik bergilir yang terjadi sejak akhir pekan lalu bisa berakhir. Pemadaman dilakukan lantaran mesin PLTU rusak," katanya.
Dia merasa optimistis pihak perusahaan industri, pemilik mall, pengusaha perhotelan dan swalayan tidak menolaknya. Apalagi para pengusaha itu pernah melakukan hal yang sama saat Tanjungpinang terjadi pemadaman listrik akibat kerusakan mesin pembangkit listrik.
"Kapasitas listrik di Tanjungpinang saat ini 49,2 MW, sedangkan beban puncak sekitar 52 MW. Butuh penghematan lebih dari 2 MW agar tidak terjadi pemadaman listrik," ujarnya.
Selain meminta pengusaha menggunakan genset, Mahjudin juga menganjurkan masyarakat Tanjungpinang melakukan penghematan listrik. Caranya, tidak menyalahkan lampu yang tidak penting.
"Kalau dalam sehari setiap pelanggan bisa memadamkan dua mata lampu maka dapat menghemat listrik cukup banyak," ucapnya.
Ia mengatakan kebijakan itu terpaksa dilakukan lantaran PT Capital Turbin Indonesia yang mengelola PLTU di Galang Batang memperbaiki mesin pembangkit yang membutuhkan waktu sekitar 2 bulan.
Jika tidak ditangani secara serius, maka pemadaman listrik secara bergiliran tidak terelakan.
"Perusahaan itu sudah melayangkan surat kepada kami tadi pagi. Kami memutuskan melakukan berbagai hal untuk mencegah terjadinya pemadaman listrik seperti meminta pengusaha industri untuk menggunakan genset," katanya. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
Bulog Tanjungpinang ungkap pemicu harga beras SPHP naik
Sabtu, 18 Mei 2024 7:05 Wib
Kejari Tanjungpinang tahan dua tersangka kasus korupsi
Jumat, 17 Mei 2024 15:43 Wib
Dinkes Tanjungpinang lanjutkan program layanan KB gratis hingga Juni 2024
Jumat, 17 Mei 2024 15:09 Wib
Kantor Bahasa Kepri ajak para orang tua tanamkan budaya membaca pada anak
Kamis, 16 Mei 2024 18:31 Wib
Kasus DBD di Tanjungpinang Kepri berpotensi meningkat dipicu perubahan cuaca
Rabu, 15 Mei 2024 14:57 Wib
Tim SAR temukan jasad korban bunuh diri di Pulau Kasu
Rabu, 15 Mei 2024 14:56 Wib
Pemkot Tanjungpinang Kepri pasang jaring penahan sampah di kawasan pesisir
Senin, 13 Mei 2024 15:09 Wib
Sebanyak 240 pesilat ikuti kejuaraan pencak silat Kapolda Kepri Cup 2024
Minggu, 12 Mei 2024 12:42 Wib
Komentar