Langit Batam Makin Pekat Akibat Debu Asap

id Langit,Batam,Makin,Pekat,Debu,Asap,kabut,sumatera,kalimantan

Langit Batam Makin Pekat Akibat Debu Asap

Ilustrasi: Kabut asap juga menyelimuti perairan Tanjung Balai Karimun, Kabupaten Karimun dan sekitarnya. (antarakepri.com/Rusdianto)

Yang saya rasakan hari ini adalah yang paling parah dibandingkan kemarin-kemarin. Jarak pandang berkurang sangat
Batam (Antara Kepri) - Langit Kota Batam Kepulauan Riau semakin pekat akibat debu asap kebakaran hutan pada Senin, hingga menyebabkan jarak pandang berkurang dan warga menderita batuk serta sesak napas.

"Yang saya rasakan hari ini adalah yang paling parah dibandingkan kemarin-kemarin. Jarak pandang berkurang sangat," kata warga Kecamatan Sekupang, Erni.

Jika sebelumnya warga bisa dengan mudah memandang pencakar langit Singapura dari Tanjungpinggir, Sekupang, maka kini tidak lagi, akibat tebalnya kabut asap yang menggelayut.

Pulau-pulau penyangga yang mengelilingi pulau utama juga sudah tidak bisa terlihat lagi dari bibir Pulau Batam.

Kabut asap juga menyebabkan warga menderita batuk, sesak napas dan mata perih.

"Mata perih sekali kalau melihat," kata warga Kecamatan Batam Kota, Ridwan.

Ia merasa kabut asap menyebabkan kerongkongan kering dan sulit untuk menelan.

Hal senada dirasakan warga Kecamatan Batuampar, Anita menderita perih pada matanya akibat kabut asap.

"Kabut tebal sekali, sulit untuk melihat, bahkan membuat mata perih," kata dia.

Sementara itu, saat dikonfirmasi Kepala Badan Pengendali Dampak Lingkungan Kota Batam Dendi Purnomo justru menyatakan partikel debu berkurang, berdasarkan pemantauan Indeks Standar Pencemaran Udara yang dipasang di simpang teramai, Simpang Jam.

"Tadi pagi ISPU cuma 78 dan siang ini 110, nanti sore kami umumkan lagi," kata dia.

Meski begitu Bapedalda akan terus memantau kabut asap di Batam.

Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi tiga titik api di Kecamatan Bintan Timur dan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.

Berdasarkan pemantauan melalui Satelit Tera dan Aqua, lanjutnya lahan yang terbakar di Bintan Timur dan Gunung Kijang cukup luas sehingga asap mencemari udara di Bintan dan sekitarnya cukup tebal. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE