Batam (ANTARA) - Elang Tempur adalah sebuah lembaga komunitas yang membina dan mengumpulkan para penulis untuk menjadi penulis yang handal, mandiri, atau menjadi writerpreneurs yang tidak sebatas menerbitkan dan menulis buku, namun menjadikan hobi dan kebiasaan menulis sebagai gebrakan industri kreatif masa kini.
Dibalik nama Elang Tempur terdapat seorang founder atau pendirinya, yang merupakan lulusan perikanan cumlaude dari Universitas Brawijaya Malang, dan seorang perempuan yang inspiratif dengan segudang prestasi di bidang industri kreatif sebagai penulis best seller dan produser film.
Dalam biodata yang dikirimkannya kepada Antara, perempuan alumnus Brawijaya tahun 1993 ini sudah menerbitkan puluhan novel dan buku dan diantaranya terdapat tujuh karyanya yang menjadi Best Seller yaitu Air Mata Terakhir Bunda (2012), Ayah Menyayangi Tanpa Akhir (2013), Yorick (2018), Impian 1000 Pulau, Surga Kecil di Atas Awan (2015), Surat Kecil dari Surga dan True Friendship.
Kemudian beberapa naskah drama romantis diantaranya Senja di Langit Ceko (Dusk in Prague) yang berhasil masuk Nominated 30 Big from Book to Screen Akatara the Indonesia Creative Economy Board’s and Indonesia Book Committee 2019, Pitching to Film Fund Czech (2020), Rindu Terpisah di Raja Ampat, Kidung Cinta Sejati dan Arjuna Dewangga.
Penulis skenario
Memiliki nama lain Mbak Antiek, Kirana Kejora yang sebelumnya merupakan peneliti sosial ekonomi perikanan Universitas Brawijaya pada tahun 1991-1993 ini, dan pernah aktif sebagai pengajar dan menjadi wartawati ini juga aktif menulis beberapa skenario film yang cukup dikenal.
Adapun beberapa film yang pernah ditulisnya diantaranya, Munajat Cinta Sang Gibran (2009), Hasduk Berpola (2013) yang menjadi Best Inspiring Film from Ministry of Education and Culture Indonesia 2013, Best Favorite Film in Apresiasi Film Indonesia 2013 dan Selected Educational Screening Program IFF Merlbourne 2015.
Kemudian ada juga film Air Mata Terakhir Bunda (2013) yang menjadi Best Feature Film in Balinale International Film Festival 2013, Best Inspiring Film from Ministry of Education and Culture Indonesia 2017.
Mencium Kaki Langit (2014) masuk dalam A Documentary Film from Ministry of Disadvantaged Regions of of Indonesia, Gigih (2017) A Documentary Film from Indonesian Fisheries Socio-Economic Research Institute, Ministry of Maritime Affairs and Fisheries Indonesia dan Yorick (2019).
Terjun sebagai produser

,Saat ini juga sedang memproduksi dua film dengan judul Rindu Terpisah di Raja Ampat (pra produksi) dan Senja di Langit Ceko (pra produksi).
Memulai dari Nol
Beragam kisah dirinya memulai menulis dari nol hingga menjadi seorang creativepreneur dan writerpreneur, dan sering menjadi pembicara di beberapa lembaga, termasuk di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Serta Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf) yang saat ini menjadi Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) dan Kementerian Ekonomi Kreatif.
Dalam sebuah portal blog sastra menyebutkan, Kirana Kejora awalanya hanyalah penulis indi, yang menulis buku dengan diproduksi atau dicetak sendiri, bahkan pernah hanya dibeli satu orang dari karya buku tulis yang ia buat dan ciptakan.
Beragama pengalaman jatuh bangun pernah dialaminya, hingga kini dirinya mampu menjadi salah satu penulis ternama di Indonesia dan setiap wejangannnya selalu dinanti oleh banyak orang.
Untuk memperingati Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April 2021 nanti, Kirana Kejora juga akan menjadi salah satu pembicara sebagai perempuan inspiratif yang di taja LKBN Antara, Biro Kepulauan Riau.
Kegiatan Sembang Virtual ini akan tayang secara langsung melalui kanal portal kepri.antaranews.com serta jejaring media sosial antara kepulauan riau.
Komentar