Pekanbaru (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengantisipasi serangan susulan harimau sumatera kepada pekerja perkebunan di kawasan hutan produksi Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, setelah seorang pria diserang binatang itu pada Sabtu (3/9) mengakibatkan luka-luka di tubuhnya.
"Kami juga telah memasang kamera jebak sebanyak 10 unit untuk memantau pergerakan dan keberadaan harimau sumatera yang menyerang manusia tersebut," kata Kepala BBKSDA Riau Genman S. Hasibuan di Pekanbaru, Selasa.
Seorang perempuan pekerja bernama Seha Sofiana juga diserang harimau pada Jumat (19/8). Lokasi kejadian kali ini hanya berjarak sekitar 2,5 kilometer dari kejadian sebelumnya.
"Kami menduga ini harimau yang sama. Berdasarkan rekaman kamera jebak, tampak hanya satu ekor harimau betina dewasa," kata Genman.
Pihaknya juga telah mengingatkan karyawan untuk berhati-hati beraktivitas di luar barak serta memasang terpal hitam di sekeliling barak untuk menghalangi jarak pandang harimau.
"Diharapkan karyawan juga tak keluar sendiri ketika malam hari agar tidak mengundang harimau mendekati barak," lanjutnya.
Ia menegaskan BBKSDA Riau akan segera berkoordinasi dengan manajemen perusahaan untuk upaya komprehensif konservasi harimau di area konsesinya.
Seorang kontraktor PT RPM bernama Nihar (41) diserang harimau sumatera setelah buang air kecil di belakang barak di kawasan hutan produksi Kecamatan Kuala Kampar, Kabupaten Pelalawan, Sabtu (3/9), sekitar pukul 22.00 WIB.
Saat keluar dari kamar mandi, Nihar dikejutkan kemunculan seekor harimau sumatera di depannya. Serupa dengan Nihar, harimau tersebut juga terkejut dan mencakar Nihar di beberapa bagian tubuhnya.
Nihar berteriak minta tolong dan beberapa rekannya datang memberi pertolongan hingga akhirnya harimau tersebut pergi menjauh.
Sementara itu, dari Sumatera Barat dilaporkan empat ekor ternak jenis kerbau dan dua ekor anjing milik warga Jorong Aia Taganang, Nagari Matua Hilia, Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, diduga diserang harimau sumatera dan satwa dilindungi itu juga masih berkeliaran di daerah tersebut.
Camat Matur, Subhan di Lubukbasung, Kamis mengatakan, kerbau dengan usia tiga tahun dan satu tahun yang diserang satwa dilindungi itu milik Basri Sutan Marajo (50).
"Dua anak kerbau itu dimangsa pada Sabtu (20/8), sehingga mengalami luka pada bagian kaki kiri dan telah mendapatkan pengobatan dari petugas kesehatan hewan," katanya.
Ia mengatakan, satwa dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya itu juga menyerang dua ekor anjing milik Ap (25) dan Eri (30).
Akibatnya, dua ekor anjing itu mati di lokasi kejadian dan di tempat tersebut ditemukan jejak kaki harimau tersebut.
"Jejak kaki harimau berada di sekitar permukiman warga dan masyarakat ketakutan diserang harimau tersebut," katanya.
Ia menambahkan, harimau sumatera itu juga mengeluarkan suara mengaum pada Kamis (25/8) pagi, sehingga warga tidak berani melakukan aktivitas ke kebun.
Dengan kondisi itu, ia telah melaporkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, agar segera menangani konflik manusia dengan satwa liar ini.
"Saya telah melaporkan kejadian ini ke BKSDA Sumbar dan berharap segera ditangani agar tidak ada korban," katanya.
Ia mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan dengan cara tidak keluar rumah sendirian pada malam hari, mengandangkan ternak dan lainnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BBKSDA Riau antisipasi serangan harimau kepada pekerja perkebunan
Berita Terkait
Satu calon haji Indragiri Hilir gagal jantung di rawat di RSBP Batam
Sabtu, 18 Mei 2024 20:18 Wib
Bupati Siak paparkan potensi peluang investasi di Batam
Sabtu, 18 Mei 2024 19:52 Wib
Pemkot Batam uji coba parkir berlangganan untuk upaya peningkatkan PAD
Sabtu, 18 Mei 2024 15:34 Wib
Kemenkumham Kepri siap bangun zona integritas menuju wilayah bebas korupsi
Sabtu, 18 Mei 2024 12:50 Wib
3 calhaj Embarkasi Batam sembuh dan tunggu jadwal keberangkatan
Sabtu, 18 Mei 2024 8:34 Wib
Dinkes Tanjungpinang lanjutkan program layanan KB gratis hingga Juni 2024
Jumat, 17 Mei 2024 15:09 Wib
Kantor Bahasa Kepri ajak para orang tua tanamkan budaya membaca pada anak
Kamis, 16 Mei 2024 18:31 Wib
OJK Kepri tingkatan indeks literasi keuangan bagi pelaku UMKM
Kamis, 16 Mei 2024 16:18 Wib
Komentar