Mengenal Bakar Batu, tradisi bulan Ramadhan di Papua

id Tradisi menyambut Idul Fitri, Papua, bakar batu, buka puasa bersama, ziarah kubur

Mengenal Bakar Batu, tradisi bulan Ramadhan di Papua

Warga Kota Jayapura beragam Islam saat membeli takjil di ruas jalan Distrik Abepura (ANTARA/Ardiles Leloltery)

Jayapura (ANTARA) - Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduknya muslim, memiliki berbagai tradisi menjelang hingga akhir bulan Ramadhan. Tradisi-tradisi ini bisa ditemui di hampir semua penjuru Tanah Air, termasuk di Tanah Papua. 

Papua memiliki khazanah budaya yang sangat beragam, karena masyarakatnya dari berbagai suku. Jumlah suku di Papua diperkirakan mencapai 255. Masing-masing mempunyai bahasa dan kebudayaan sendiri. 

Suku-suku di Papua tersebut antara lain Ansus, Amungme, Asmat,  Ayamaru, Bauzi, Biak, Dani, Empur, Iha,Komoro, Mee, Meyakh, Moskona, Nafri, Sentani, Souk, Waropen, Wamesa, Muyu, Tobati, Enggros, Korowai, Fuyu, Kayubatu, dan Kayupulo.

Kebersamaan dan kekeluargaan tetap terjaga antarumat beragama di Kota Jayapura, Ibu Kota Provinsi Papua, tersebut. Harmonisasi masyarakat di daerah berjuluk 'Port Numbay' itu dikuatkan dengan berdirinya  tugu Harmoni Award yang diresmikan Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid Sa'adi.

 Harmonisasi umat di Kota Jayapura diharapkan akan tetap terjaga dan terawat sampai kapan pun.

Bakar Batu

Selain berziarah kubur dan berbuka puasa bersama antarumat Islam dan antarumat beragama lainn,  salah satu tradisi menjelang Idul Fitri di Papua adalah "bakar batu". Tradisi bakar batu ini rutin dilakukan umat Islam di Bumi Cenderawasih, terutama yang berasal dari Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan. 

Tradisi bakar batu merupakan salah satu tradisi penting di Papua Pegunungan yang berupa ritual memasak bersama-sama warga satu kampung yang bertujuan untuk bersyukur,  bersilaturahmi.

Pengurus Masjid Baiturrahim Jayapura, Papua, Ustaz Abdul Kahar Yelipelle, mengatakan tradisi bakar batu menjelang Idul Fitri 2023 ditiadakan karena untuk menghormati Ketua ikatan keluarga Distrik Walesi Jayawijaya, Papua Pegunungan,  yang meninggal di Jayapura sebelum bulan puasa Ramadhan.  Tradisi bakar batu dijadwalkan baru akan dilakukan setelah perayaan Idul Fitri pada April 2023.

Dia menjelaskan, terkait dengan kegiatan bakar batu, sebelum memasuki bulan puasa ikatan keluarga Distrik Walesi di Jayapura wajib memberikan iuran kepada panitia yang bertugas.

Dalam ikatan keluarga Distrik Walesi,  panitia yang bertugas mengumpulkan iuran dari setiap keluarga berganti. Jika pada saat Ramadhan hingga halal bihalal yang menjalankan iuran ialah dari umat Kristen, begitupun sebaliknya jika umat kristiani ada kegiatan maka umat Islam yang menarik iuran.

Dalam tradisi bakar batu semua keluarga baik dari Kristen maupun Islam yang berasal dari Jayawijaya yang berada di Kota Jayapura akan bersama-sama ikut dalam tradisi tersebut.

"Bagi umat Islam, bakar batu ini berisikan ratusan ekor ayam yang dibeli menggunakan iuran yang sudah dijalankan sebelum bulan puasa," katanya.

Dia berpesan kepada generasi muda Papua, khususnya umat Islam dari wilayah Pegunungan, agar melestarikan tradisi bakar batu menjelang Hari Raya Idul Fitri serta menghindari pergaulan bebas, mengonsumsi minuman keras dan narkoba.

Harmomis, saling menjaga, dan saling menghormati antarumat Muslim dan non-Muslim di Kota Jayapura, Papua, menjadikan suasana sejuk. Papua yang terdiri dari berbagai suku dan budaya,  mampu menjaga keharmonisan di tengah pluralitasnya. 

 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE