BPSDM Kemenkum wujudkan Astacita melalui Kampus Pengayoman Pancasila

id BPSDM hukum, kemenkum, kampus pengayoman pancasila, kota batam, kepri, kepada bpsdm hukum

BPSDM Kemenkum wujudkan Astacita melalui Kampus Pengayoman Pancasila

Kepala BPSDM Hukum Kemenkum Gusti Ayu Putu Suwardani memberikan arahan pada pembukaan pelatihan profesional public speaking metode klasikal angkatan I di Kota Batam, Kepulauan Riau, Rabu (7/5/2025). ANTARA/Laily Rahmawaty

Batam (ANTARA) - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Hukum Kementerian Hukum berkomitmen mendukung Astacita melalui peran strategis Kampus Pengayoman Pancasila.

“Kami melihat visi dan misi Pak Presiden yang baru ternyata luar biasa. Ada delapan misi yang harus kami ejawantahkan di masing-masing kementerian,” kata Kepala BPSDM Hukum Gusti Ayu Putu Suwandani di Batam usai pembukaan Pelatihan Profesional Public Speaking Metode Klasikal Angkatan I di Kota Batam, Kepulauan Riau, Rabu.

Ia menjelaskan, pada bulan Januari pihaknya mengubah nomenklatur Kampus Pengayoman menjadi Pengayoman Pancasila.

Baca juga: Baznas RI miliki sejumlah program pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat

Salah satu alasan perubahan itu adalah untuk mendukung terwujudnya Astacita yang pertama, yakni memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia.

“Kenapa kami mengambil Astacita yang pertama, ternyata memang BPSDM Hukum adalah tempat melahirkan SDM-SDM unggul yang diharapkan berkarakter Pancasila,” ujarnya.

Menurut dia, nilai-nilai luhur Pancasila sudah mulai bergeser, terutama di era globalisasi saat ini, khususnya di generasi milenial dan Gen-Z.

Dia menyebut banyak anak-anak sekarang tidak hafal Pancasila, bagaimana menghormati satu dengan yang lainnya, dan tawuran di mana-mana.

Baca juga: Rumah Sehat Baznas di Kepri layani masyarakat secara gratis

Kondisi ini, kata dia, merupakan salah satu indikasi bahwa nilai-nilai luhur Pancasila sudah tidak ada lagi di benak generasi muda, dan pola pikirnya.

Gusti mengatakan, bagaimana pihaknya dapat memberikan suatu pengetahuan tentang hidup yang berlandaskan Pancasila, tetapi generasi muda tidak memiliki nila-nilai luhur tersebut.

Maka dari itu, lanjut dia, dasarnya harus membentuk sumber daya manusia yang berkarakter terlebih dahulu, setelahnya barulah peningkatan kapasitas lainnya yang akan berjalan dengan sendirinya.

“Kami berharap nanti (mereka) berkarakter Pancasila,” katanya.

Baca juga:
Pemkab Natuna dan Pengadilan Agama sepakat lindungi hak anak dan perempuan

Hari ini cuaca Kepri diprakirakan berawan

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE