Dubes Vatikan Disambut Hegong Resmikan Gereja MBPA

id Dubes,Vatikan,Hegong,Resmi,Gereja,MBPA,batam,paroki

Dubes Vatikan Disambut Hegong Resmikan Gereja MBPA

Batam (Antara Kepri) - Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr Antonio Guido Filipazzi disambut tarian hegong dan musik gong waning di Batuaji, Batam, Kepulauan Riau, sebelum meresmikan gedung baru Gereja Paroki Maria Bunda Pembantu Abadi (MBPA), Jumat petang.

Sambutan dengan tarian dan musik upacara adat masyarakat Sikka, Nusa Tenggara Timur, itu didahului penyampaian ucapan selamat datang dalam bahasa daerah Sikka oleh Laurensius Yosep kepada Dubes atau Nuncio Apostolik Tahta Suci Vatikan Antonio Guido Filipazzi yang tiba bersama Uskup Pangkalpinang Mgr Hilarius Noa Murak SVD dan Pastor Paroki MBPA Batuaji RD Lucius Poya Hobamatan.

Enam penari perempuan dengan hentakan bunyi gelang gading di atas mata kaki bersama penari pria dan iringan gong waning mengarak-arak rombongan hingga ke depan gedung gereja. 

Ketua Panitia Pelaksana Peresmian Gereja MBPA, Valentinus Pulo mengatakan penyambutan dengan adat kebesaran  Sikka melambangkan bahwa perintisan Gereja Katolik MBPA di Batuaji berawal dari komunitas perantau asal Flores pada menjelang akhir 1950-an.

Mereka membangun komunitas doa dan kapel berukuran 6x4 meter terbuat dari kayu, bambu dan atap rumbia di belakang markas Kompi Siaga Tembesi pada pertengahan 1960-an.

Peresmian gedung baru Gereja MBPA Batuaji ditandai serah terima kunci dari Julius Joni selaku ketua pembangunan gedung kepada Uskup Pangkalpinang Hilarus yang kemudian menyerahkannya kepada Pastor Kepala Paroki MBPA Romo Poya, kemudian pemberkatan pintu Gereja MBPA dilakukan oleh Nuncio Apostolik Tahta Suci Vatikan.

Setelah itu, Nuncio dengan tongkat kebesarannya mengetuk pintu. Sesudah dibuka dari dalam, bersama Uskup Pangkalpinang, Nuncio  berdampingan berdiri di samping pintu mempersilakan menyambut masuk rombongan utama antara lain 40 imam, pengurus dewan paroki, serta Johanes Kennedy selaku ketua panitia pengarah.

Upacara dilanjutkan dengan perayaan liturgi yang  dipimpin Nuncio Apostolik Filipazzi serta pemakluman penggunaan gedung tersebut.

Liturgi Ekaristi pertama kali di dalam gedung baru itu diikuti ribuan umat yang sebagian mengisi bangku-bangku di bawah tenda halaman gedung.

Dalam rangkaian ibadat itu Nuncio meletakkan relikwi Santo Fransiskus Xaverius, menahbiskan altar, mengurapi altar, 12 salib dan dinding gereja dan pemberkatan Tabernakel.

Nuncio mengharapkan dengan gedung baru tersebut umat Katolik Paroki MBPA Batuaji semakin bertumbuh dalam aspek keimanan maupun komunitas kekatolikan.

Uskup Pangkalpinang kepada wartawan menjelaskan secara khusus mengundang Nuncio agar dapat melihat dari dekat dan melaporkan dengan tepat ke Vatikan.

Nuncio dalam jumpa pers sebelum meresmikan tempat ibadah itu mengatakan bahwa pertumbuhan gereja Katolik di Indonesia berbeda-beda dari satu daerah dengan yang lain misalnya di Batam, Papua, Manado dan Pulau Jawa.

Gedung baru Gereja MBPA luasnya 2.400 meter persegi, dilengkapi dengan ruang khusus untuk ibu menyusui dan kanak-anak. Berdiri di lahan 8.400 meter persegi, kompleks rumah ibadah tersebut akan dikembangkan dengan pembangunan ampiteater, tempat ibadat jalan salib, gua Maria, pastoran, dan kolam renang.

Rp7 miliar

Pemanfaatan anggaran tahap I sebesar Rp7 miliar kini menghasilkan gedung Gereja MBPA berkapasitas 1.100 tempat duduk.

Gedung baru Gereja Paroki MBPA dirancang arsitek Johan PC, bekerja sama dengan perancang interior Irawan Sugiarto . Mereka mendapat beberapa masukan dari, Pastor Kepala Paroki MBPA Batuaji Batam Romo Poya.

Ruangan gedung baru bergaya minimalis itu selain lapang dengan ketinggian atap 22 meter, juga sarat dengan ornamen yang mengajak umat ke suasana sengsara Yesus sejak masih usia bocah hingga wafat disalibkan, serta keagungan cinta dan perlindungan Bunda Maria, hingga peristiwa Pentakosta.

Tembok depan gedung itu berornamen susunan batu marmo membentuk sepasang tangan menyembah ke Atas, mengapit kaca patri ikon Pieta yang menggambarkan kepedihan sekaligus kekuatan hati Bunda Maria saat memangku jenazah Yesus, anaknya yang baru saja diturunkan dari kayu salib setelah disaksikannya sendiri ketika dihina, disalibkan dan ditombaki hingga wafat.

Di atas, depan altar, tergantung salib dan corpus (sosok Yesus Kristus) terbuat dari kayu rengas seberat 500 kilogram. Berbeda dengan di berbagai gedung Gereja Katolik pada umumnya, tangan kanan Yesus menjuntai lepas dari tiang horisontal salib. Ia sebelum ajal, meminta Allah Bapa mengampuni para algojonya sebab mereka tidak mengetahui apa yang mereka perbuat.

"Corpus itu karya Romo Antoni Kalvin," kata Julius, "ide dan pemasangannya mendapat persetujuan dari Romo Poya."

Sosok tubuh Kristus di salib yang digantungkan itu seperti silhuet ketika umat memandang ke altar berlatar belakang kaca patri ikon "Our Lady Perpetual Help" (Bunda Maria Pembantu Abadi) yang sangat terang saat ditembus cahaya Matahari.

Ikon itu menggambarkan Bunda Maria mendekap bocah Yesus sedang berlindung dari ketakutan sebab seperti dinubuatkan, Yesus kelak dikhianati, difitnah, diadili, dihina, disiksa, dan disalibkan hingga wafat.

Kehadiran gedung baru Gereja Paroki MBPA efrat dengan peran perantau dari Flores ke Tembesi pada 1958 dan 1962. Pada 1966, atas saran Petrus Kolin, beberapa orang Katolik membangun kapel seluas 6x4 meter di belakang Kompi Siaga. Kala itu pula, rumah Matheus Kolin di Tembesi Pengabu (kini Tembesi Lestari) untuk sementara dijadikan tempat ibadat hari Minggu.

Rumah ibadah itu hancur pada tahun 1974. Sepuluh tahun kemudian dibangun kembali kapel sederhana hingga kemudian menjadi gedung gereja di Tembesi.

Pada Sabtu, 1 November 2003, Uskup Pangkalpinang Hilarius meresmikan paroki baru dan memberinya nama Maria Bunda Pembantu Abadi, pelindung gereja di Tembesi Lestari, dan kini gedung paroki tersebut pindah ke Kavling Baru Batuaji. (Antara)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE