Kapal Trigas Jaya Dikabarkan Hilang

id Kapal, Trigas, Jaya, Dikabarkan, Hilang

Natuna (Antara Kepri) - Kapal Trigas Jaya 3 yang mengangkut bahan sembako dari Tanjungpinang menuju Tarempa (Kabupaten Kepulauan Anambas) dan selanjutnya ke Ranai (Kabupaten Natuna), dikabarkan hilang karena tidak kunjung sampai ke tujuan padahal kapal tersebut harus memperlambat kecepatannya, karena gelombang laut yang tinggi.

"Tadinya sempat putus kontak antara Syahbandar Ranai dengan juru mudi kapal tersebut, namun kini sudah bisa di hubungi, dan kini kapal sudah sampai di Letung, Anambas," ungkap Kepala Kantor Syahbandar Ranai Sismawati, Jumat, (17/1).

Ia mengakui, banyak pihak menduga kapal tersebut hilang karena tidak sampai jua ke tujuan rute yang dilalui dan terputus komunikasi antara Syahbandar Ranai dengan juru mudi Kapal Trigas tersebut.

Sebagaimana di ketahui, kapal subsidi dari pemerintah daerah itu berangkat dari Tanjungpinang pada Kamis (16/1) kemaren pukul 10.00 WIB, dengan tujuan Tarempa, Anambas. Semestinya  pada Jumat pagi sekitar pukul 08.00 WIB sampai di Letung tetapi tertunda hingga Jumat siang. Sedangkan sampai di Ranai yang semestinya tiba pada Ahad (19/1) harus tertunda hingga 2 hari kedepan, Selasa (21/1).

"Diperkirakan, kapal Trigas tersebut tiba di Ranai sekitar 4 hari mendatang, yaitu pada hari Selasa (21/1), yang semestinya sampai di pelabuhan Penagi, Ranai pada Ahad (19/1). Ini mengalami keterlambatan hingga dua hari dari jadwal biasa," jelas Sismawati.

Sementara itu, hasil pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ranai, Natuna, Kecepatan Angin dan Gelombang laut di wilayah perairan Natuna dan Anambas dari tanggal 19 - 23 Januari lebih tinggi dari biasanya. Kecepatan angin diprediksi mencapai 25 knot dan ketinggian gelombang laut mencapai 3 hingga 4 meter.

"Kita selalu menghimbau kepada masyarakat, agar dapat meningkatkan kewaspadaan. Sesuai dengan pengamatan BMKG dalam beberepa hari ini dan untuk beberapa hari kedepan, kecepatan angin mencapai 25 kilometer per jam, sedangkan ketinggian gelombang mencapai 4 meter. Ini akan membahayakan sekali bagi keselamatan nelayan maupun kapal-kapal pelayaran," ungkap kepala BMKG Ranai, Yassinsons Ilyas saat ditemui di tempat terpisah.

Yassinsons mengingatkan kepada pengguna transpotrasi laut seperti kapal-kapal penumpang dan para nelayan agar senantiasa waspada karena ketinggian gelombang bisa saja mendadak berubah dan bertambah tinggi karena dipicu angin kencang itu.

"Kami selalu menghimbau kepada para nelayan dan para kapal pelayaran agar berhati melaut, kalau bisa di tunda dulu, karena cuaca lagi tidak bersahabat, diperkirakan hingga 23 Januari kedepan gelombang laut masih besar, begitu juga dengan kecepatan angin," katanya.

Dikatakannya, musim utara akan mencapai puncaknya pada bulan November hingga Maret. Dari pengalaman tahun sebelumnya, musim utara merupakan musim yang paling dikhawatirkan oleh masyarakat. Jika musim utara tiba, beberapa aktifitas perekonomian terhenti. Seperti nelayan, transportasi penyeberangan antar pulau akan terganggu.

"Musim utara akan mencapai puncaknya hingga Maret. Pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, musim utara ini merupakan waktu yang di khuatirkan oleh masyarakat Natuna," katanya. (Antara)

Editor: Evy R. Syamsir

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE