KPAP Kepri: LGBT Berinteraksi melalui Media Sosial

id KPAP,Kepri,LGBT,Berinteraksi,Media,Sosial,lesbian,gay,aids

Hasil pemantauan kami selama ini ternyata orang-orang yang memiliki prilaku seperti itu (LBGT) berkomunikasi melalui media sosial. Ini dilakukan karena perilaku mereka belum dapat diterima masyarakat
Tanjungpinang (Antara Kepri) - Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Kepulauan Riau menyatakan interaksi yang dibangun orang-orang yang berperilaku menyimpang seperti lesbian, gay, biseks dan transgender (LGBT) di wilayah tersebut berinteraksi melalui media sosial.

"Hasil pemantauan kami selama ini ternyata orang-orang yang memiliki prilaku seperti itu (LBGT) berkomunikasi melalui media sosial. Ini dilakukan karena perilaku mereka belum dapat diterima masyarakat," kata Pengelola Monitoring dan Evaluasi Komisi Penanggulangan Aids Provinsi Kepri Agus, di Tanjungpinang, Selasa.

Dia menambahkan sikap diskriminasi masyarakat terhadap orang-orang yang menyukai sesama jenis mendorong mereka untuk tetap berkomunikasi secara terbatas, namun intensif.

"Ada beberapa akun di media sosial terkait komunitas LGBT, sangat aktif dan terbuka," katanya.

Agus mengatakan jumlah orang-orang yang berperilaku menyimpang di Kepri sulit terdeteksi, karena berkembang secara tertutup. Orang-orang penyuka sesama jenis ini kebanyakan berusia remaja.

"Perilaku menyimpang, terutama gay yang kami pantau sudah menyebar sampai ke remaja," ujarnya.

Menurut dia, banyak faktor yang menyebabkan pria menyukai pria, seperti bawaan sejak lahir, faktor ekonomi, dan lingkungan.

Seorang pria maupun wanita ada yang menikah dengan lawan jenisnya, namun tetapi menyukai sesama jenis. Ini disebut biseks, yang pernikahannya dengan lawan jenis kebanyakan sebagai identitas diri di tengah masyarakat.

Bahkan ada yang bekerja sebagai pegawai pemerintah. Ada juga yang bekerja di perusahaan swasta.

Gay di Kepri ada yang berperan sebagai pelacur. Mereka melayani pria lokal maupun wisatawan dari berbagai negara yang menyukai sesama jenis.

"Jumlah gay di Tanjungpinang sekitar 600 orang, Batam 800 orang dan Karimun 300 orang," katanya.

KPAP Kepri berupaya mengatasi permasalahan itu, namun untuk mengubah perilaku menyimpang menjadi normal itu sangat sulit dilakukan.

"Tindakan yang kami lakukan yakni mengubah perilaku dari berisiko menjadi aman, dan mendorong mereka melakukan pemeriksaan rutin ke dokter," katanya. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE