BP Batam Tertibkan Pemukiman Perkebunan Dam Tembesi

id bp,batam,tertibkan,pemukiman,perkebunan,dam,tembesi

Rata-rata waduk yang dimiliki BP Batam juga sudah mengalami pendangkalan akibat erosi dan sedimentasi. Hal tersebut membuat kapasitasnya terus menyusut
Batam (Antara Kepri) - Petugas Direktorat Pengamanan Badan Pengusahaan Batam, Kepulauan Riau, mulai menertibkan pemukiman dan ladang masyarakat ilegal pada daerah resapan air Dam Tembesi yang segera difungsikan.
        
"Yang ditertibkan siang tadi ada rumah tidak berizin, tanaman perkebunan. Lokasinya di Mangsang Tanjung Piayu masuk daerah tangkapan air Waduk Tembesi," kata Direktur Promosi dan Humas BP Batam Purnomo Andiantono di Batam, Kamis.
        
Penertiban melibatkan puluhan petugas Direktorat Pengamanan BP Batam yang salah satu tugasnya menjaga agar semua aset BP Batam bebas dari kegiatan ilegal masyarakat.
        
"Untuk rumah tidak berizin akhirnya dibakar. Untuk tanaman-tanaman dicabut dan ditebangi," kata dia.
        
Upaya tersebut, kata dia, untuk menjaga kualitas air agar tidak tercemari limbah dari berbagai kegiatan ilegal pada kawasan resapan air.
        
"Ini langkah antisipasi meskipun air waduk tersebut belum dialirkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Semua kegiatan ilegal pada kawasan tangkapan air akan ditertibkan," kata Purnomo.
        
Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Lainnya BP Batam Purba Robert M Sianipar mengatakan, kondisi daerah tangkapan air dan lingkungan waduk Batam sangat buruk akibat berbagai kegiatan ilegal.
        
"Rumah tidak berizin, perambahan hutan, kegiatan peternakan,  perikanan, keramba ikan, limbah industri dan rumah tangga, enceng gondok membuat kondisinya sangat buruk," kata dia.
        
Kondisi tersebut terjadi pada seluruh daerah serapan air waduk di Batam yang menjadi sumber air baku sebelum diolah dan disalurkan untuk memenuhi kebutuhan sekitar 1,2 juta penduduk Batam.
        
"Rata-rata waduk yang dimiliki BP Batam juga sudah mengalami pendangkalan akibat erosi dan sedimentasi. Hal tersebut membuat kapasitasnya terus menyusut," kata Robert.
        
Saat ini untuk mencukupi kebutuhan air bersih di Batam, BP Batam sudah mengoperasikan enam buah waduk, yaitu Nongsa, Duriangkang, Mukakuning, Baloi, Sei Ladi dan Sei Harapan.
        
Hampir pada seluruh daerah hutan resapan air yang mengelilinginya, banyak rumah-rumah tidak berizin dan kegiatan ilegal lain sehingga berpotensi mencemari kulitas air.
        
Untuk Waduk Baloi beberapa tahun terakhir sudah tidak aktif digunakan lagi karena kondisinya sudah sangat parah karena dikelilingi ribuan rumah tidak berizin.
        
Sebagai gantinya, BP Batam sudah membangun Waduk Tembesi yang kini sudah selesai pembangunan namun airnya belum bisa digunakan.(Antara)

Editor: Dedi

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE