Wakapolda: Provinsi Kepri aman

id Wakapolda Kepri Yan Fitri,Batam aman,investasi batam

Wakapolda: Provinsi Kepri aman

Wakapolda Kepri Brigjen Yan Fitri memberikan nota kesepahaman kepada General Manager PT Batamindo Investment Cakrawala Mook Sooi Wah (Antaranews Kepri/Messa Haris)

Semua kawasan industri menjadi kawasan objek vital nasional dan mampu mengembangkan diri untuk mengangkat perekonomian Kepri khususnya Batam
Batam (Antaranews Kepri) - Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Provinsi Kepulauan Riau Brigjen Yan Fitri memastikan provinsi setempat, termasuk Kota Batam aman bagi investor.

Wakapolda Kepri Yan Fitri, di Batam, Selasa, mengatakan Provinsi Kepri memiliki kekhasan sendiri dan nilai jual yang tinggi karena luas wilayahnya 96 persennya adalah lautan. Menurut Yan pihaknya sudah siap dengan personil dan peralatan untuk mengamankan wilayah Kepri.

Yan Fitri menambahkan di Provinsi Kepri memiliki 20 objek vital nasional (Obni) diantaranya di Kota Batam ada delapan, Kabupaten Karimun ada dua, Bintan ada tiga, Natuna ada empat dan Kepulauan Anambas ada tiga.

Kemudian objek tertentu ada 1.556 diantaranya kantor pemerintah, Perbankan, galangan kapal, pelabuhan, kawasan industri, perumahan, hotel, tempat hiburan, kawasan pantai dan sekolah internasional.

Di Kepri lanjut Wakapolda ada beberapa permasalahan perburuhan yang kerap terjadi di antaranya mengenai upah, ketimpangan sektoral tenaga kerja, standar upah minimum, dan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Wakapolda mengatakan saat ini pertumbuhan ekonomi Kota Batam sudah mulai membaik dan pihaknya meminta agar para pelaku industri memanfaatkan fasilitas yang diberikan negara ini. Yan menambahkan kerja sama yang dilakukan Himpunan Kawasan Industri (HKI) dengan Polda Kepri dibangun untuk memastikan keamanan investasi di Kepri.

"Polda Kepri sudah siap segala halnya dan kita sudah cukup standar untuk melakukan pengamanan dan kita memiliki Ditpamobvit dan itu di bawah Kabaharkam," ujarnya.

Yan Fitri mengatakan dengan adanya HKI para pelaku industri bisnis menjadi satu kesatuan dan tidak berdiri sendiri. Yan meminta pelaku industri di Kepri dapat bersinergi dan masuk dalam sebuah konsep yang menasional.

"Semua kawasan industri menjadi kawasan objek vital nasional dan mampu mengembangkan diri untuk mengangkat perekonomian Kepri khususnya Batam," katanya.

Provinsi Kepri, lanjut Yan, memiliki kekhasan sendiri dan memiliki nilai jual tinggi dan ia menjamin gangguan teror di Kepri sangat kecil. Dalam melakukan pengamanan kawasan industri pihaknya memiliki beberapa strategi diantaranya melakukan pengamanan langsung salah satunya dengan membangun pos-pos polisi di dalam kawasan industri umum.

Polda Kepri menghimbau agar para pekerja tidak melakukan unjuk rasa di sekitar kawasan industri yang berstatus objek vital nasional. Sementara untuk kawasan industri yang belum berstatus objek nasional dapat segera mempersiapkan diri untuk ditetapkan sebagai objek vital nasional. Agar mempermudah koordinasi di bidang pengamanan sesuai amanat peraturan pemerintah nomor 142 tahun 2015 tentang kawasan industri.

Yan juga mengatakan belum pernah mendengar adanya intelijen marketing asing yang mengganggu keamanan investasi di Kota Batam. Sebelumnya Ketua Koordinator HKI Provinsi Kepri OK Simatupang mengingatkan agar serikat pekerja agar waspada saat melakukan aksi unjuk rasa, jangan sampai kegiatan menyampaikan aspirasi itu dimanfaatkan intelijen marketing asing.

"Aksi-aksi demontrasi bisa dimanfaatkan intelijen marketing asing untuk menyebarkan berita seolah-olah Batam tidak kondusif," ujarnya. Karena katanya calon investor asing di luar negeri tidak mengetahui keadaan sebenarnya di Batam.  
Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Lukita Dinarsyah Tuwo meminta para buruh untuk menjalankan aksinya secara damai agar citra Kota Batam tidak buruk di mata dunia. Terutama di negara-negara yang investornya sangat tertarik untuk menanamkan modalnya di Kota Batam. 

Menurut Lukita jika terjadi keributan akan merugikan dan mengakibatkan ketidakpercayaan calon investor mengenai keamanan berinvestasi di Batam. "Untuk kebaikan kita bersama, kalau Batam kondusif dan aman sudah pasti investor akan nyaman berinvestasi di Batam," kata Lukita.

Terkait kekhawatiran HKI terkait dengan intelijen marketing asing, Lukita mengakui jika Batam tidak kondusif pasti akan dimanfaatkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Sepuluh orang saja yang demo terus bakar-bakar di depan kantor pemerintah sudah pasti akan berdampak terhadap citra baik Batam, mari kita jaga bersama Batam tetap aman," katanya.(Antara) 

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE