Bubur Lambok Lingga masuk WBTB 2018

id bubur lambok lingga,Warisan Budaya Tidak benda (WBTB),pbb,unesco

Bubur Lambok Lingga masuk WBTB 2018

Bubur Lambok khas Lingga. (Antaranews Kepri/Nurjali)

Dari keenam karya budaya tersebut, satu-satunya yang berasal dan hanya didapati di Kabupaten Lingga, hanya Bubur Lambok.
Lingga (Antaranews Kepri) - Bubur Lambok, makanan khas Kabupaten Lingga yang terbuat dari bahan pokok utama sagu dicampur sayur-sayuran serta rempah khas daerah tersebut berhasil masuk dalam Warisan Budaya Tidak benda (WBTB), yang diusulkan oleh Badan Pelestarian Nilai Budaya (BPBD) Kepulauan Riau.

Bubur Lambok berhasil masuk bersama enam karya budaya yang berasal dari Provinsi Kepulauan Riau dari program salah satu organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mempromosikan pelestarian warisan budaya, yaitu UNESCO.

"Hal ini meningkat dari tahun sebelumnya pada tahun 2017 yang lalu. Dimana hanya dua yang masuk dan pada tahun ini kita dapat enam karya budaya yang masuk," kata Koordinator WBTB Balai Pelestarian Nilai Budaya Kepri, Hendri Purnomo, Selasa.

Adapun enam karya budaya yang masuk tersebut antara lain Tepuk Tepung Tawar, Mandi Syafar Kepri, Ratif Saman, Silat Pengantin Kepri dan Syariful Anam Kepri.

Dari keenam karya budaya tersebut, satu-satunya yang berasal dan hanya didapati di Kabupaten Lingga, hanya Bubur Lambok.

Mak Are, salah satu pembuat bubur lambok mengatakan, makanan tersebut memiliki ciri khas tersendiri. Rasanya yang pedas karena diramu dengan rempah-rempah khusus yang didapat dari berbagai tanaman rempah alami di bumi bunda tanah melayu. Selain memiliki rasa yang khas, bubur lambok juga diyakini masyarakat sebagai makanan penambah stamina dan menyegarkan kondisi tubuh yang sedang tidak fit.

Menurut Mak Are, bubur lambok juga memiliki keterwakilan khas daerah Kabupaten Lingga Provinsi Kepulauan Riau. Karena selain menggunakan bahan pokok sagu, bubur lambok juga disajikan dengan kuah yang berasal dari ikan teri dan sayur-sayuran yang berasal dari daerah setempat, atau biasa dikenal dengan nama sayur rampai.

"Untuk membuat sesuai yang aslinya sekarang tidak banyak yang begitu paham. Tapi kalau orang tua dulu itu sangat mengerti, dan rasanya sangat enak," ucapnya.

Sebelum bubur lambok, dua karya budaya lainnya dari Kabupaten Lingga pada tahun 2017 yang masuk WBTB yaitu Tari Inai dan Ritual Bejenjang. Karya budaya tersebut merupakan tradisi karya seni budaya yang sudah ada sejak zaman kesultanan Riau-Lingga. (Antara)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE