16 usulan Lingga dari Kepri lolos WBTB Indonesia

id 16 usulan Lingga dari Kepri lolos WBTB Indonesia

16 usulan Lingga dari Kepri lolos WBTB Indonesia

Tim pengusulan WBTB kepri berfoto dengan tim ahli WBTB Indonesia 2019 setelah selesai sidang (Nurjali)

Ini artinya Kabupaten Lingga, sangat kaya budayanya dan pemerintahnya sangat peduli dengan warisan budayanya
Lingga (ANTARA) - Enam belas usulan warisan budaya tak benda (WBTB) dari Kabupaten Lingga, yang diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau, lolos seleksi sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia, setelah melalui sidang penetapan WBTB Indonesia di salah satu hotel di Jakarta Pusat, Rabu (14/08) malam.

"Di hadapan tim ahli WBTB Indonesia, dan disaksikan perwakilan dari seluruh provinsi di Indonesia, kurang lebih satu jam tim berhasil memaparkan dari berbagai tanggapan yang disampaikan oleh peserta sidang," kata Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga, Muhammad Ishak, yang ikut dalam tim tersebut, kepada Antara, Kamis.

Adapun tim dari Provinsi Kepri yang ikut dalam sidang tersebut, antara lain Ir. Yerri Suparna, MM, Kadisbud Propinsi Kepri, Kadisbud Kabupaten Lingga Ir. H. Muhammad Ishak, MM, Kepala BPNB Kepulauan Riau Totok Sucipto, Hendri Purnomo staf BPNB, Mafilina Salasia Kabid Sejarah dan Tradisi Disbud Kepri, Dra Raja Erliza, M.Pd Kasi Tradisi Disbud Kepri.

Kemudian Ika Sartika Kasi nilai adat, tradisi dan nilai budaya Disbud Lingga, dan Lazuardi Maestro budaya. Selain memberikan jawaban dan argumentasi dari beberapa tanggapan yang disampaikan oleh peserta sidang, dan tim ahli WBTB Indonesia, tim dari Kepulauan Riau juga menerima saran pendapat dari tim ahli WBTB Indonesia. 

Adapun enam belas WBTB yang lolos sebagai WBTB Indonesia tahun 2019 tersebut, diantaranya Tradisi Basuh Lantai, Sunat Mudim, Bele Kampung, Kueh Mueh Pengantin Lingga, Kepurun, Ambung Gile, Kain Lipat 44, Tradisi Tujuh Likur dan Pintu Gerbang, Berkatam Al Qur'an Lingga, Bersih Tembuni Lingga, dan Tudung Saji Pandan.

Kemudian ada juga Gasing Lingga, Tangkap Ayam, Tam-tam buku Lingga, Layang-layang Lingga dan Tutur Kampung Nerekeh. Keseluruhan WBTB yang lolos tersebut, adalah WBTB yang berasal dari Kabupaten Lingga.

"Awalnya kita mengajukan 52 WBTB ditahun 2019 ini, setelah diproses verifikasi dan beberapa kali sidang tim ahli WBTB Indonesia menetapkan yang diterima menjadi 41 WBTB," sebutnya.

Dari 41 tersebut, 27 WBTB dapat dilanjutkan ke sidang penetapan dan 14 WBTB ditangguhkan. Kemudian dari 27 WBTB tersebut disidangkan lagi oleh tim WBTB Indonesia, dan dari hasil sidang tim akhirnya merekomendasikan lagi menjadi 16 WBTB, dan untuk WBTB Kue Mueh Pengantin yang awalnya berjumlah 12 jenis, akhirnya disatukan saja oleh tim WBTB Indonesia menjadi satu dengan nama Kue Mueh Pengantin Lingga.

"Dua belas kue mueh tersebut, diharapkan dapat kembali diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Kepri pada WBTB tahun depan, dengan menambahkan lagi kajian, sejarah, filosofi yang lebih detail lagi untuk 12 kue tersebut," jelasnya.

Diakhir sidang WBTB ini, secara spontan para peserta sidang dikejutkan dengan hal tak biasa disidang sebelumnya, yaitu tepukan gemuruh di ruang pertemuan hotel oleh para peserta sidang atas apresiasi yang diberikan kepada Provinsi Kepulauan Riau, khususnya kepada Kabupaten Lingga.

Tepukan itu setelah laluan dari salah satu tim WBTB Indonesia yang cukup senior Dr. Muklis Paine, yang memberikan narasi. "Kabupaten Lingga ini dari catatan statistik termasuk Kabupaten yang masih rendah pendapatan masyarakatnya, tapi untuk usulan WBTB yang lolos tahun ini, semuanya usulan dari Kabupaten Lingga."

"Ini artinya Kabupaten Lingga, sangat kaya budayanya dan pemerintahnya sangat peduli dengan warisan budayanya," ujar tim WBTB Indonesia, yang mendapat tepuk tangan meriah dari para peserta yang hadir. (Antara)

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE