DKPP beri bibit tanaman toga kepada warga Surabaya

id tanaman toga,empon-empon,DKPP surabaya,virus corona

DKPP beri  bibit tanaman toga kepada warga Surabaya

Salah satu warga RT 09 RW 05, Kelurahan Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya sedang membudidayakan tanaman herbal. ANTARA/HO-Humas Pemkot Surabaya

Surabaya (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya telah lama memberikan bantuan bibit Tanaman Obat Keluarga (Toga) atau termasuk di dalamnya empon-empon berupa temulawak, jahe dan kunyit kepada warga Kota Pahlawan, Jawa Timur, sebagai cara menangkal berbagai virus termasuk corona.

"Dari bibit bantuan itu, warga kemudian membudidayakannya. Ada yang di hamparan ada yang di media polybag," kata Kasi Pengembangan Pertanian Perkotaan, DKPP Kota Surabaya, Antin Kusmira di Surabaya, Minggu.

Diketahui tanaman empon-empon bermanfaat untuk menamengi imunitas tubuh dari serangan virus. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian Universitas Airlangga (Unair) yang menyatakan bahwa empon-empon berkhasiat mencegah virus corona.

Menurut dia, budidaya tanaman herbal yang dilakukan masyarakat, sudah berlangsung sejak lama. Bahkan, sebelum virus corona muncul, beberapa perkampungan di Kota Surabaya sudah melakukan budidl daya tanaman herbal tersebut.

"Masyarakat sudah membudidayakan tanaman ini karena itu memang termasuk tanaman obat keluarga. Jadi sebelum ada virus corona pun mereka sudah menanam," katanya.

Antin mengatakan awalnya warga itu mengajukan permohonan ke DKPP agar dibantu tanaman toga dan di antaranya terdapat empon-empon. Dari bibit bantuan tersebut, kemudian dibudidayakan oleh mereka.

"Jadi kita kasih beberapa bibit tanaman empon-empon itu, ada jahe, temulawak, kunyit, kemudian mereka membudidayakan di kampungnya," katanya.

Selain hasil panen yang bisa dikonsumsi sendiri, lanjut dia, ternyata warga juga mengolah tanaman tradisional tersebut menjadi minuman herbal yang kemudian dijual untuk menambah pendapatann. Bahkan, warga juga mengolah hasil panen empon-empon menjadi minuman instan berupa bubuk.

"Kalau hasil mereka memang selain untuk diri sendiri juga ada yang dijual untuk bahan dasar minuman. Ada juga yang diolah menjadi serbuk minuman instan berupa bubuk jahe instan, atau temulawak instan," katanya.

Salah satu kampung yang warganya sudah bisa menjual hasil tanaman herbal yakni di Kampung Herbal, RT 09 RW 05, Kelurahan Nginden Jangkungan, Kecamatan Sukolilo.



 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE