Hewan Endemik Natuna Perlu Diselamatkan dari Kepunahan

Natuna (Antara Kepri) - Binatang Kekah yang nama latinnya Presbytis Natunae merupakan hewan khas asli Kepulauan Natuna yang hanya dijumpai di hutan-hutan sekitar Pulau Bunguran Besar, kini semakin sulit ditemukan, bahkan terancam punah.

"Supaya hewan endemik itu tidak punah dan hilang dari habitat aslinya, perlu upaya serius dari pemerintah daerah maupun lembaga kemasyarakatan serta warga Natuna sendiri," ungkap pemerhati lingkungan, Raja Darmika, Kamis.

Raja Darmika menjelaskan, populasi Kekah terus menyusut akibat kehilangan habitat tinggal, serta efek dari konversi lahan perkebunan dan perburuan oleh penduduk.

"Berdasarkan hasil riset dan peneliti dari Pusat Studi Biodiversitas dan Konservasi (PSBK) dan mahasiswa Program Pascasarjana, Biologi Konservasi, Universitas Indonesia (UI) beberapa waktu lalu, menyimpulkan, penyebab kepunahan Kekah yang paling besar adalah permasalahan habitat hidup yang terus berkurang," jelasnya.

Selain Kekah kata Raja, jenis primata asli Natuna, Kukang atau Nycticebus Coucang Natunae dan kera ekor panjang atau Macaca Fascicularis Pumila juga perlu diselamatkan.

"Bukan Kekah saja yang terancam punah, hewan lainnya, seperti Kukang dan Kera Ekor Panjang, juga terancam punah dan hilang dari habitat aslinya, yaitu hutan di sekitar Gunung Ranai," katanya.

Untuk itu kata Raja, perlu ada aturan yang buat oleh pemerintah Natuna, agar Kekah serta sejumlah satwa langka lainnya terjaga dan tetap dilestarikan.

"Jika perlu, ada peraturan daerah (Perda) untuk menyelamatkan hewan endemik Natuna ini. Minimal pemerintah melarang masyarakat untuk menghentikan perburuan. Kalau tidak ada tindakan, saya yakin, hewan asli Natuna ini akan hilang, dan tinggal namanya saja," tegasnya. (Antara)

Editor: Rusdianto