Pelestarian Arkeolog Bawah Air di Natuna Terkendala Biaya

id Pelestarian, Arkeolog, Bawah, Air, di Natuna, Terkendala, Biaya, Zam Jambak

Pelestarian Arkeolog Bawah Air di Natuna Terkendala Biaya

Yusuf Subrata, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.(antarakepri.com/Zam Jambrak)

Natuna (Antara Kepri) - Minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) dan mahalnya pembiayaan pendataan masih menjadi kendala dalam melakukan pelestarian arkeologi bawah air (underwater archaeology) di Kabupaten Natuna, akibatnya, sejumlah potensi cagar budaya bawah air yang terpendam, belum dapat diketahui secara maksimal.

Hal ini diungkapkan oleh Yusuf Subrata dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan bidang Eksplorasi Peninggalan Bawah Air, usai melakukan survai dan pemetaan cagar budaya bawah laut di wilayah Natuna.

"Sebagai negara kepulauan, khususnya Kabupaten Natuna, memiliki potensi kekayaan arkeologi bawah air sangatlah besar. Sayangnya masih terkendala masalah SDM dan anggaran dalam melakukan pendataan arkeologi bawah air ini," ungkap Yusuf.

Berdasarkan data yang dihimpun dari sejumlah tempat katanya, benda cagar budaya bawah air yang ada di Natuna, merupakan yang terbesar di Indonesia, yang melampaui cagar budaya bawah laut Laut pulau Jawa, Perairan Kepulauan Riau, Laut Bangka Belitung hingga Laut Ambon.

"Sesuai data yang sudah dihimpun, kekayaan cagar budaya bawah laut yang ada di Natuna, melebihi kekayaan bawah laut daerah lain, seperti di Laut Jawa, perairan Kepulauan Riau, Laut Bangka Belitung, maupun Laut Ambon," katanya.

Untuk itu kataYusuf, diperlukan dukungan dari pemerintah daerah Natuna melalui Dinas terkait yaitu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, untuk mensuport melalui dana APBD nya. Ini dimaksudkan agar survai dan  pemetaan cagar budaya bawah laut ini bisa di expolorasi dan di ketahui lebih dalam lagi.

"Ini merupakan salah satu potensi yang sangat besar bagi Natuna. Untuk itu, perlu dukungan yang maksimal dari semua aspek oleh pemerintah daerah Natuna," ujarnya.

Menurut informasi dari sejarawan China kata Yusuf, terdapat 250 kapal tenggelam di perairan Nusantara termasuk di perairan Natuna, hanya beberapa saja yang berhasil ditemukan.

Kemudian lanjut Yusuf, disamping dukungan dari segi dana, pemerintah Natuna juga perlu  mengeluarkan regulasi atau aturan yang menyangkut pengelolaan peninggalan cagar budaya bawah air.Ini dimaksudlan agar keberadaan cagar budaya tersebut dapat diselamatkan keberadaannya.

"Upaya pendataan benda-benda arkeologi bawah air ini sangatlah penting untuk ilmu pengetahuan. Lewat situs bawah air, juga kita bisa merekonstruksi sejarah kehidupan dan kebudayaan masa lampau, termasuk perkembangan teknologi perkapalan dan bidang kelautan di Nusantara, bahkan negara lain," jelasnya. (Antara)

Editor: Evy R. Syamsir

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE