BUPATI Bantaeng Nurdin Abdullah pada rangkaian Hari Pers Nasional 2015 berbagi kiat memajukan daerahnya yang semula berkategori tertinggal menjadi pusat pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan.
Dalam Konvensi "Kejayaan Indonesia di Tangan Generasi Penerus" rangkaian HPN 2015 di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu, Nurdin Abdullah bersama CEO Indonesia Medika Gamal Albinsaid dan Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanurejo berbagi kiat meraih sukses.
Ia mengatakan, kunci mengubah Kabupaten Bantaeng dari wilayah tertinggal menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan adalah kepemimpinan, manajemen dan komitmen.
Nurdin menceritakan proses terpilihnya dia menjadi Bupati Bantaeng dengan tingkat keterpilihan 82 persen.
"Waktu itu orang berbondong-bondong ke rumah saya agar saya bersedia menjadi bupati. Jadi kampanye saya tidak membutuhkan modal banyak, karena masyarakat sudah datang dan menyiapkan partai," kata dia.
Nurdin mengatakan masyarakat sudah menyiapkan 17 partai gurem dan dirinya tidak memberikan ongkos apa-apa, kecuali biaya pengurusan pencalonan ke dewan pimpinan pusat partai masing-masing partai Rp5 juta.
"Setelah terpilih saya melihat APBD Bantaeng sangat kecil dibanding wilayah lain di Sulawesi Selatan triliunan rupiah. Bantaeng hanya Rp300 miliaran. Awalnya`mindset` birokratnya adalah bagaimana menghabiskan. Ini saya ubah bagaimana bisa menghasilkan, hingga akhirnya sejumlah pejabat saya kirim ke Jepang secara bergilir," kata dia.
Tujuan pengiriman tersebut, kata dia, untuk memberikan pemahaman pada mereka bahwa pejabat itu merupakan pelayan masyarakat.
"Jadi saat ini pada pemerintahan kami tidak ada istilah main-main proyek. Yang ada, seluruh anggaran digunakan untuk mencukupi dan menyiapkan sarana kebutuhan masyarakat," kata Nurdin.
Sambil proses tersebut, kata Nurdin, dirinya terus memikirkan bagaimana cara mengatasi banjir yang selalu melanda daerah rendah beberapa kali dalam setahun.
"Bantaeng itu kalau hujan banjir kalau kemarau kekurangan air, sehingga dibuatlah check dam (dam pengendali) yang juga bisa dimanfaatkan untuk wisata," kata Nurdin.
Nurdin mengatakan dahulu kalau orang menyebut tukang batu, pembantu dan tukang becak pasti dari Bantaeng sekarang sudah tidak lagi.
Nurdin terus melakukan gebrakan seperti menjadikan Bantaeng pusat benih, kultur jaringan kemudian membuat kartu hati nurani untuk pelayanan kesehatan.
"Kalau masyarakat sakit cukup telepon ke 113. Tidak ada masyarakat sakit yang tidak terlayani. Untuk memberikan pelayanan kami mendirikan dua posko di puncak gunung dan di kabupaten," dia.
Di bawah kepemimpinan Nurdin, Bantaeng yang pada 2008 pertumbuhan ekonominya 5,37 persen pada 2012 melonjak menjadi 8,9 persen.
Pembicara lain, Gamal yang merupakan dokter muda dan peduli terhadap kesehatan masyarakat menilai ketimpangan masyarakat kaya dan miskin di Indonesia makin jauh.
Masyarakat pada umumnya, kata dia, masih sedikit sekali mengalokasikan dana untuk kesehatan. Sehingga sering mengalami kendala saat akan berobat. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
PSI buka pendaftaran bakal calon kepala daerah yang ingin maju Pilkada 2024
Jumat, 26 April 2024 18:26 Wib
Pemkab Natuna temui pengusaha untuk atasi masalah
Jumat, 26 April 2024 14:57 Wib
DPRD Kepri saran pusat izinkan daerah kelola sisa bijih bauksit
Jumat, 26 April 2024 7:45 Wib
Bapenda sebut kesadaran warga Kepri bayar pajak semakin baik
Rabu, 24 April 2024 16:33 Wib
Akademisi : Peran pariwisata pada ekonomi Kepri masih kurang dominan
Rabu, 24 April 2024 8:14 Wib
Direktur RSUD RAT Pemprov Kepri mundur karena lanjutkan pendidikan
Senin, 22 April 2024 19:36 Wib
Singapura minta Natuna jadi penyedia bahan pangan di negaranya
Sabtu, 20 April 2024 18:55 Wib
Bapenda Batam sebut pendapatan dari jasa hotel pada April capai Rp10,9 miliar
Jumat, 19 April 2024 14:46 Wib
Komentar