Batam Dinilai Punya Modal Bersaing Global

id batam,dinilai,punya,daya,saing,global

Ditambah lagi dengan easy and low cost of doing business mampu menjadi pemanis, sehingga Batam dinilai masih kompetitif untuk menjadi tujuan investasi
Batam (Antara Kepri) - Sekjen Africa South East Asia Chamber of Commerce (ASEACC) Kelvin Tan menilai dengan kesiapan infrastruktur dan letak strategis Batam memiliki modal untuk dapat bersaing secara global menjadi tujuan investasi utama.
         
"Dengan kesiapan infrastruktur udara dan laut, ketersediaan lahan, fasilitas kegiatan ekspor impor barang, serta kemudahan memulai usaha, tidak dapat dipungkiri Batam memiliki modal dan sangat menarik bagi pebisnis asing," kata dia, saat memimpin delegasi Singapore Business Federation ke BP Batam, Jumat.
         
Ia mengatakan, kondisi tersebut membuat Batam masih memiliki keunggulan dan mampu bersaing dengan negara lain, seperti Myanmar, Filipina, dan Vietnam.
         
"Ditambah lagi dengan easy and low cost of doing business mampu menjadi pemanis, sehingga Batam dinilai masih kompetitif untuk menjadi tujuan investasi," kata Kelvin lagi.

<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/fMF_bWq-goU" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>
         
Easy and low cost of doing business yang dimaksud di antaranya adalah terjangkau harga sewa lahan dan upah pekerja bila dibandingkan dengan negara lain.
         
Kelvin Tan menambahkan dalam hal sewa lahan saja, Batam dinilai masih sangat menarik dan kompetitif bersaing dengan FTZ di Vietnam.
         
"Di Batam sistem sewa lahan 80 tahun dengan perpanjangan, sementara di Vietnam sewa lahan maksimal 30 tahun saja," kata dia.
         
Batam, kata dia lagi, juga memiliki bandara dengan landasan pacu terpanjang di Indonesia, pelabuhan, dan fasilitas izin invesasi tiga jam (i23J).
         
"Dengan berbagai hal itu, maka Batam punya modal yang cukup kuat untuk diperhitungkan khususnya bagi pengusaha Singapura yang memiliki kedekatan dengan Batam," kata Kelvin lagi.
         
Deputi Bidang Pelayanan Umum Gusmardi Bustami yang menerima kunjungan ini berusaha meyakinkan mereka bahwa Singapura dan Batam merupakan dua partner kerja sama yang saling menguntungkan.
         
"Di tengah persaingan global ini, Singapura dan Batam bukan lagi saling berkompetisi melainkan bekerja sama menghadapi wilayah-wilayah serupa di negara lain yang mulai pesat berkembang sebagai wilayah FTZ," kata dia.
         
Saat ini di Batam tercatat 24 kawasan industri masih eksis berproduksi dan menaungi 700 perusahaan.
         
Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah perusahaan asing baru yang memanfaatkan fasilitas izin investasi tiga jam (i23J) dan kemudahan investasi langsung konstruksi (KILK), seperti Perusahaan Blackmagic Design Manufacturing industri peralatan film dan broadcast, sukses berproduksi dengan sangat baik dengan melakukan produksi untuk ekspor ke sejumlah negara besar penghasil film.
        
Pertemuan dua belah pihak difasilitasi oleh Batamindo Industrial Park yang merupakan salah satu dari 4 kawasan industri yang mendapat fasilitas KILK.(Antara)

Editor: Dedi

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE