Batam (ANTARA News) - Sebanyak 13 rukun nelayan dalam Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kota Batam, Kepulauan Riau, mempertanyakan kompensasi tahap II akibat imbas dari kapal Hyundai 105 yang Mei 2004 tenggelam di Selat Singapura dan bangkainya kini di perairan Indonesia.
"Kami mempertanyakan realisasi kompensasi itu," kata Ridwan, sekretaris Rukun Nelayan HNSI Tanjunguma Batam, Rabu 11 Agustus 2010
Dia mengatakan kompensasi bagi nelayan untuk tahap II sebesar Rp625 juta dianggap telah melewati tenggat karena jatuh tempo pada tanggal 19 Juli 2010.
Kompensasi itu, lanjutnya, merujuk pada kesepakatan antara kuasa hukum nelayan diwakili oleh Chandra Motik Yusuf, SH yang seharusnya tepat 21 hari setelah survei oleh PT SMIT Singapura terhadap lokasi bangkai kapal Hyundai 105.
PT SMIT Singapura disebut oleh Ridwan telah melakukan penyedotan pascasurvei mulai 24 Juni 2010.
SMIT Singapura merupakan perusahaan pemenang tender pengangkatan bangkai kapal Hyundai 105.
Dalam menangani pengangkatan bangkai kapal Hyundai 105, SMIT melibatkan PT Samudera Indonesia, perusahaan dari dalam negeri untuk mengurus segala legalitas pengangkatan bangkai kapal dari pemerintah Indonesia.
Ridwan mengatakan telah mendatangi kapal operasional milik PT SMIT Singapura yang tengah bertugas melakukan penyedotan minyak yang bocor dari kapal Hyundai 105.
Namun dalam pertemuan tersebut pihak nelayan hanya ditemui oleh Mayor Wahono perwakilan TNI AL, kapten kapal PT SMIT yang tidak mau menyebutkan namanya dan Rio perwakilan dari PT Snepac Shipping Agency, perusahaan di Batam yang ditunjuk oleh Samudera Indonesia untuk menangani pengangkatan bangkai kapal itu.
Rukun nelayan HNSI meminta PT Samudera Indonesia harus pro ktif terhadap nelayan yang menuntut kompensasi itu.
Ketua Rukun Nelayan HNSI, Tanri mengatakan selama ini pihak nelayan sudah sangat selektif dan hati-hati dalam memberikan kuasa pengurusan kompensasi itu.
Tanri mengaku tidak ingin kompensasi yang menjadi hak nelayan itu tidak sampai ke tangan nelayan.
"Kami akan mengawasi jalannya pengerjaan pengangkatan bangkai kapal Hyundai 105 dengan intensif," kata Tanri.
Tanri mengatakan pengangkatan bangkai kapal Hyundai akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2010.
Kapal Hyundai 105 tenggelam pada bulan Mei 2004 di Selat Singapura saat berlayar dari Ulsan, Korea Selatan, menuju Bremerhaven, Jerman.
Kapal itu membawa 4.191 unit kendaraan jenis sedan. Kapal Hyundai 105, berbobot mati 41.000 ton, berrtabrakan dengan kapal tanker MT Kaminesan bermuatan 280.000 ton minyak mentah.
Berita Terkait
Pemprov Kepri gelar Festival Indera Sakti untuk tarik wisatawan
Jumat, 26 April 2024 19:14 Wib
Pemkot Batam tunjuk 11 SPBU dukung penerapan Fuel Card 5.0 untuk Pertalite
Jumat, 26 April 2024 16:31 Wib
Pemkot Batam mulai buka pendaftaran Fuel Card untuk BBM Pertalite
Jumat, 26 April 2024 15:15 Wib
JCH Embarkasi Batam berangkat gunakan Saudi Airlines
Kamis, 25 April 2024 19:23 Wib
Kemenag minta PPIH beri layanan prioritas pada calon haji lansia
Kamis, 25 April 2024 16:57 Wib
Kemenag Kepri layani sebanyak 9.130 calon haji di Asrama Haji Batam
Kamis, 25 April 2024 16:40 Wib
KNTI minta pemerintah pusat sikapi serius penahanan nelayan di Malaysia
Kamis, 25 April 2024 14:21 Wib
Polres Bintan-Kepri tangkap seorang pria penanam pohon ganja di kebun
Kamis, 25 April 2024 13:31 Wib
Komentar