Batam (Antara Kepri) - Manajemen CV Sambao Bertuah yang diketahui melakukan pendalaman alur sungai sepanjang 2.000 meter tidak jauh dari Pelabuhan Feri Internasional Nongsa Pura membantah telah menjual pasir hasil kegiatannya ke Singapura.
"Kami tidak ada menjual pasir ke Singapura. Pasir hasil pendalaman alur masih kami tumpuk disana (sekitar lokasi). Kami belum punya izin untuk pengangkutan dan penjualan," kata Humas CV Sambao Bertuah, Zakaria di Batam.
Ia juga membantah kegiatan yang dilakukannya tersebut ilegal, karena sudah mengajukan sejumlah izin ke pihak berwenang di Pemkot Batam.
"Kami sudah mengajukan izin atas apa yang kami jalankan. Pendalaman alur juga mendapat dukungan Dinas Pariwisata Kota Batam karena bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisata hutan mangrove," kata dia.
Setiap akhir pekan, kata dia, banyak turis asing dari Korea, Singapura dan sejumlah negara lain yang menginap pada sejumlah resort di Nongsa menikmati keindahan mangrove dengan perahu kecil.
Namun, kata dia, sering tersangkut dasar sungai karena sangat dangkal terutama saat air surut.
"Dari itulah kami melakukan pendalaman alur, agar para turis tetap bisa menikmati keindahan hutan mangrove. Karena sungai tersebut juga melintasi kawasan Kebun Raya Batam yang tengah dibangun," kata Zakaria.
Direktur CV Sambao Bertuah, Yuliati mengatakan sudah mengantongi izin dari Dinas Kelautan Perikanan Peternakan dan Kehutanan (KP2K), izin Dinas Perhubungan dan Badan Pengendali Dampak Lingkungan Kota Batam.
"Izin sudah kami kantongi. Kami juga sudah mempersiapkan bibit mangrove jika nanti ada yang rusak akan kami ganti," kata dia.
Ia mengatakan pendalaman akan dilakukan berbentuk "V" hingga kedalaman 2,5 meter.
"Untuk izin angkut dan jual pasir memang belum kami kantongi. Makanya pasir masih berada di sekitar lokasi. Kalau ada izinpun kami akan jual di Batam," kata dia.
Ketua Asosiasi Perahu Wisata Kawasan Nongsa Pantai, Yuliandi mengatakan selama ini banyak keluhan dari wisatawan karena kesulitan menyusuri alur sungai yang terlalu dangkal.
"Wisatawan sering mengeluh. Karena kadang harus ikut dorong pompong (kapal motor kecil)," kata dia. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
Satu calon haji Indragiri Hilir gagal jantung di rawat di RSBP Batam
Sabtu, 18 Mei 2024 20:18 Wib
Bupati Siak paparkan potensi peluang investasi di Batam
Sabtu, 18 Mei 2024 19:52 Wib
PPIH sebut JCH lansia Embarkasi Batam duduk di kelas bisnis
Sabtu, 18 Mei 2024 17:38 Wib
Pemkot Batam uji coba parkir berlangganan untuk upaya peningkatkan PAD
Sabtu, 18 Mei 2024 15:34 Wib
3 calhaj Embarkasi Batam sembuh dan tunggu jadwal keberangkatan
Sabtu, 18 Mei 2024 8:34 Wib
Pemkot Batam ajak masyarakat semarakkan MTQH X 2024
Jumat, 17 Mei 2024 18:10 Wib
Disperindag Batam tingkatkan sosialisasi Fuel Card untuk beli Pertalite
Jumat, 17 Mei 2024 16:39 Wib
Pemkot Batam targetkan galang dana Rp2 M untuk korban longsor di Sumbar
Jumat, 17 Mei 2024 15:28 Wib
Komentar