45.000 anak di Kepri kekurangan gizi

id gizi buruk,gizi kurang,kepri,kepulauan riau,tjetjep yudiana

45.000 anak di Kepri kekurangan gizi

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Tjetjep Yudiana (Antaranews Kepri/Ogen)

Saat ini Kepri merupakan provinsi dengan persentase gizi buruk dan gizi kurang terendah atau terbaik se-Indonesia
Tanjungpinang (Antaranews Kepri) - Jumlah anak balita yang mengalami gizi buruk dan gizi kurang di Provinsi Kepulauan Riau pada 2018 mencapai 45.000 anak atau 13 persen dari total balita sebanyak 350.000 anak, kata Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana.

Tjetjep Yudiana di Tanjungpinang, Selasa mengatakan, angka tersebut diperoleh dari riset kesehatan dasar nasional dan masih di bawah rata-rata nasional sebesar 17 persen.

“Saat ini Kepri merupakan provinsi dengan persentase gizi buruk dan gizi kurang terendah atau terbaik se-Indonesia,” Ujar Tjetjep.

Tjetjep menjelaskan, ada berbagai faktor penyebab terjadinya gizi buruk dan gizi kurang terhadap anak balita di Provinsi Kepri, antara lain kurangnya asupan makanan bergizi bagi anak, kesenjangan ekonomi keluarga, hingga pola hidup di lingkungan sekitar keluarga atau tempat tinggal yang tidak sehat.

Dia melanjutkan, status gizi buruk dan gizi kurang akan berdampak buruk terhadap pertumbuhan fisik anak, seperti tinggi badan dan berat badan yang tidak normal.

“Kami bersama pihak-pihak terkait, akan terus berupaya maksimal dalam menekan angka gizi buruk dan gizi kurang di wilayah Provinsi Kepulauan Riau,” imbuhnya.

Upaya-upaya itu dikatakan Tjtejtep, salah satunya dilakukan melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Dalam hal ini sebutnya, tenaga puskesmas akan turun ke rumah-rumah warga untuk melakukan pemeriksaan yang berkaitan dengan kesehatan keluarga. Semisal tensi, kondisi rumah, Keluarga Berencana, TBC dan beberapa indikator pemeriksaan kesehatan lainnya.

“Tujuannya itu untuk mengubah perilaku hidup sehat dan bersih masyarakat. Supaya penyakit menular dan tidak menular dapat kita tekan sekaligus dikurangi,” jelasnya.

Selain gizi buruk dan gizi kurang, Dinas Kesehatan Provinsi Kepri juga memprioritaskan pengawasan dan penanganan terhadap penyakit tidak menular. Mulai dari hipertensi, jantung, gagal ginjal, kanker dan struk. Karena sambungnya, penyakit-penyakit tersebut dewasa ini sangat membebani pemerintah.

“Makanya kita minta masyarakat lebih peduli dengan kesehatan mereka. Jika tidak, selain merugikan diri dan keluarga, pemerintah juga dibuat repot dalam pembiayaan pengobatan. Kita ambil contoh, sekarang BPJS Kesehatan bangkrut akibat iuran peserta tidak sebanding dengan biaya pengobatan,” tuturnya.

Dinas Kesehatan Provinsi Kepri turut mengajak masyarakat untuk memulai hidup sehat sejak dini dan saat ini. Dengan melaksanakan berbagai aktivitas, yaitu beraktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, tidak mengkonsumi karbohidrat dan protein berlebihan, memakan makanan sayur dan buah yang mengandung serat.

Kemudian mengkonsumsi tahu dan tempe sebagai protein pengganti lemak dari hewan, termasuk mengkonsumsi ikan segar.
 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE