Nelayan Batam urung melaut karena arus deras

id nelayan batam,pulang ngenang

Nelayan Batam urung melaut karena arus deras

Sejumlah perahu nelayan ditambatkan di Teluk Mata Ikan, Nongsa, Batam. Akibat cuaca yang tidak menentu, dan gelombang yang tinggi, sejumlah nelayan di wilayah yang berbatasan dengan wilayah Malaysia itu terpaksa tidak melaut sejak beberapa minggu terakhir. (Antaranews Kepri/Joko Sulistyo)

Habisnya susah mendapatkan tabung oksigen di sini. Kalau menyelam tanpa alat bantu, hanya bisa bertahan sekitar 3 menit
Batam (ANTARANews Kepri) - Sejumlah nelayan Pulau Ngenang Kota Batam, Kepulauan Riau urung melaut karena arus laut yang deras dalam sepekan terakhir.

"Sudah ada seminggu tidak melaut karena arus deras. Bahaya," kata nelayan Pulau Ngenang, Rahman yang ditemui di pulau setempat, Rabu.

Rahman yang mencari ikan dengan memasang bubu di sekitar Pulau Ngenang mengatakan, terlalu bahaya jika harus menyelam saat arus kencang seperti ini.

Untuk kebutuhan sehari-hari, ia mengatakan masih mengandalkan tabungan hari-hari sebelumnya.

Bubu dipasang di bawah laut untuk menangkap ikan.

Rahman mengaku, untuk memasang bubu ke bawah laut, ia masih menggunakan kompresor, meski berbahaya dan dilarang pemerintah.

"Habisnya susah mendapatkan tabung oksigen di sini. Kalau menyelam tanpa alat bantu, hanya bisa bertahan sekitar 3 menit," katanya.

Nelayan Pulau Ngenang lain, Ali Masyir juga urung melaut karena cuaca buruk.

"Enggak ke laut. Arus kencang," ujarnya.

Ali juga mencari ikan dengan menanam bubu di tengah laut.

Selain nelayan yang menggunakan bubu, warga Pulau Ngenang yang mencari ikan dengan cara memancing juga tidak ke laut karena cuaca buruk.

Sementara itu, prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Hang Nadim Batam terus memperingatkan pengguna aktivitas kelautan berhati-hati sejak beberapa hari terakhir.

"Waspada terhadap angin kencang di seluruh wilayah Kepulauan Riau. Dan untuk transportasi laut dan aktivitas kelautan diimbau agar waspada terhadap gelombang tinggi di wilayah perairan Bintan, Lingga, Natuna dan Anambas," kata petugas BMKG Asri Pratiwi.

Baca juga: KKP asuransikan 2.504 nelayan batam

Baca juga: Pemkot Batam berikan 28 kapal untuk nelayan

Baca juga: Pertamina Rencanakan 700 Kapal BBM di Natuna

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE