Nelayan Natuna panen ikan jelang musim utara

id Natuna

Nelayan Natuna panen  ikan jelang musim utara

Nelayan Natuna memilah hasil tangkapan ikan laut. ANTARA/Ogen

Tanjungpinang, Kepri (ANTARA) - Nelayan di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, melakukan panen hasil tangkapan ikan laut menjelang memasuki musim angin utara yang diperkirakan pada Desember 2020.

Jenis ikan seperti tongkol dan tenggiri mendominasi hasil tangkapan nelayan di kawasan yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan tersebut.

"Kalau mau musim utara, ikan tongkol dan tenggiri memang banyak, karena cenderung bergeser ke darat," kata Ketua Nelayan Ranai Herman di Natuna, Selasa.

Sejak sepekan terakhir, kata dia, para nelayan bisa mendapatkan 300 hingga 600 kilogram ikan tongkol dan tenggiri dalam sekali melaut. Sekali melaut bisa dua sampai tiga hari, ada juga nelayan yang pergi pagi lalu pulang sore.

"Karena sudah mulai masuk musim utara. Nelayan tidak berani melaut terlalu jauh, paling 20-30 mil dari garis pantai," imbuhnya.

Hasil tangkapan nelayan sebagian dijual di pasar tradisional Natuna. Tapi sebagian besar dijual di Sentra Kelautan dan Perikanan (SKPT) Selat Lampa.

Harga ikan tongkol per kilo mencapai belasan ribu rupiah. Sementara ikan tenggiri per kilo mencapai puluhan ribu rupiah.

"Kalau sudah musim utara, harga ikan pasti naik lagi, karena nelayan yang melaut pasti sedikit," ujarnya.

Lebih lanjut, Herman menyampaikan saat ini sebagian nelayan mulai tidak melaut, karena kondisi cuaca gelap dan hujan mulai menyelimuti wilayah Natuna.

Nelayan yang tidak melaut ketika cuaca ekstrem terpaksa beralih ke sektor perkebunan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

"Nelayan Natuna ini ada dua pekerjaan. Kalau tidak melaut, mereka rata-rata berkebun," sebut Herman.

Secara terpisah, Pjs Gubernur Kepri Bahtiar Baharuddin mengimbau nelayan dan masyarakat pesisir di pulau terluar seperti Natuna dan Anambas untuk mewaspadai musim utara yang dapat memicu gelombang tinggi bahkan puting beliung.

"Dari data BMKG, kalau musim utara gelombang di Natuna dan Anambas bisa mencapai empat sampai tujuh meter," kata Bahtiar.

Bahtiar pun mewaspadai musim utara karena berpotensi mengganggu suplai bahan pokok masyarakat di pulau-pulau terluar.

Maka itu, dia sudah meminta pemerintah daerah dan pihak-pihak yang terkait dengan kebutuhan pokok masyarakat, menjamin ketersediaan bahan pangan warga pulau tercukupi mengantisipasi musim utara.

"Misalnya Bulog. Saya sudah minta segera distribusikan bahan pangan masyarakat terutama Natuna dan Anambas," demikian Bahtiar.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE