Batam (ANTARA Kepri) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bersama Helen Keller International - Indonesia meluncurkan buku "Panduan Asesmen dan Remedial Bahasa Indonesia & Matematika Untuk Siswa Dengan Kesulitan Belajar".
Buku tersebut merupakan sebagai paket bagi para guru sekolah inklusi, kata manajer Helen Keller Internasional (HKI) Indonesia, Emilia Cristianti di Pasific Palace Hotel Batam, Selasa malam.
Ia mengatakan paket tersebut terdiri dari buku Asesmen Bahasa Indonesia, dan Asesmen Matematika, serta Remedial Bahasa Indonesia dan Remidial Mate-matika.
"Buku ini bisa sebagai pegangan para guru agar bisa membimbing siswa yang mengalami masalah belajar, karena Pada sekitap kelas pasti ada 2-3 anak yang mengalami kesulitan belajar dan membutuhkan bimbingan lebih intensif agar bisa belajar seperti rekan mereka yang lain," kata dia.
Ia mengatakan, sebelum diserahkan ke Kemdikbud dan diluncurkan, buku yang dikerjakan hampir selama dua tahun tersebut telah diuji pada beberapa sekolah di Aceh, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Jakarta.
"Dalam ujicoba yang dilakukan, bimbingan yang dilakukan oleh guru pada anak yang mengalami kesulitan belajar ternyata mampu memberikan efek posistif yang luar biasa. Sehingga mampu meingkatkan prestasi akademik mereka yang mengalami kesulitan belajar," kata dia.
Anak yang mengalami kesulitan belajar, kata dia, tidak akan bisa mengikuti pelajaran bila cara mengajar disamakan dengan siswa lain yang tidak mengalami permasalahan belajar.
Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Mandikdasmen), Kemendikbud, Suyanto mengatakan sekolah inklusi (sekolah reguler yang mengkoordinasi dan mengintegrasikan siswa reguler dan siswa penyandang cacat) jumlahnya saat ini hanya sekitar 0,1-0,2 dari seluruh sekolah yang ada.
"Dari sekitar 150 ribu SD yang ada, sekolah inklusi baru sekitar 1.000 saja. Jumlah tersebut masih sangat kurang, karena seharusnya semua bisa menjadi sekolah inklusi, sehingga anak-anak yang berkebutuhan khusus namun mampu belajar dengan anak-anak lain tidak harus sekolah di Sekolah Luar Biasa," kata dia.
Ia mengatakan, dengan diluncurkannya buku tersebut, akan sangat membantu guru terutama di sekolah inklusi untuk mendidik siswa-siswa mereka khususnya yang berkebutuhan khusus dan mengalami gangguan belajar.
"Kami akan menggandakan buku ini sehingga bisa menjadi peganggan seluruh guru," kata dia.
(KR-LNO/E001)
Berita Terkait
Sebanyak 26 ribu lulusan SMP mendaftar pada PPDB SMA sederajat di Kepri
Minggu, 12 Mei 2024 13:54 Wib
Diduga karena dirundung senior, puluhan siswi di Gorontalo lari dari sekolah
Sabtu, 11 Mei 2024 7:24 Wib
Program SPP SMA gratis di Kepri mulai Juli 2024
Jumat, 10 Mei 2024 7:35 Wib
Tiga lagi siswa STIP jadi tersangka penganiayaan
Kamis, 9 Mei 2024 7:50 Wib
Siswa STIP dipastikan meninggal karena pukulan benda tumpul
Kamis, 9 Mei 2024 6:35 Wib
Disdik Kepri imbau siswa untuk tidak coret seragam usai kelulusan
Senin, 6 Mei 2024 16:59 Wib
Sekolah TK dibuka di Jalur Gaza di tengah serangan mematikan Israel
Minggu, 5 Mei 2024 12:30 Wib
Keluarga dari taruna yang tewas dianiaya akan tuntut STIP
Sabtu, 4 Mei 2024 10:23 Wib
Komentar