Tanjungpinang (ANTARA) - Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Batam, Kepulauan Riau, mendampingi pengembangan kawasan kampung budidaya ikan bawal bintang Keter Tengah di Kabupaten Bintan.
"Kami siap memfasilitasi pengembangan kampung budidaya perikanan di Bintan, khususnya dalam hal penyediaan bantuan benih dan teknologi," kata Kepala BPB Batam, Ikhsan Kamil di Bintan, Rabu.
BPBL Batam berada di bawah Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Ia menyebutkan, kampung budidaya perikanan yang berlokasi di Kelurahan Tembeling, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, tersebut diresmikan oleh Dirjen Perikanan Budidaya KKP RI, Haeru Rahayu, pada 2 April 2022.
Setelahnya, kata dia, BPBL Batam langsung melakukan pendampingan dengan memberikan bantuan berupa 30 ribu benih ikan bawal bintang di 2022, kemudian meningkat menjadi 60 ribu di 2023.
Proses pendampingan juga dilakukan hingga pascapanen untuk mewujudkan kampung budidaya perikanan yang berkelanjutan. "Harapan kami pembudidaya dapat meningkatkan teknologinya, sehingga tidak dalam posisi menerima bantuan terus," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Marin Agri Sejahtera, Imam Kadarisman, selaku pengelola kampung budidaya perikanan Keter Tengah, mengatakan pihaknya telah mengelola sekitar 500 meter persegi pemanfaatan ruang laut untuk budidaya ikan bawal bintang dan kerapu.
"Totalnya ada 84 keramba, dengan jumlah benih ikan sekitar 20 ribu ekor. Kemudian sekitar 7.500 ekor masih di tempat pembenihan," kata Imam.
Ia menyebut masih ada sekitar 4,5 hektare lagi pemanfaatan ruang laut di daerah itu untuk memperluas area budidaya perikanan, namun masih menunggu persetujuan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), sementara ia mengklaim semua persyaratan sudah lengkap.
Menurutnya ikan bawal bintang dan kerapu dipanen per enam bulan sekali. Namun, akan ditingkatkan rutin setiap bulan dengan kapasitas produksi mencapai dua ton ikan bawal bintang untuk memenuhi pasar lokal di Kota Batam.
Setelah itu, katanya, secara bertahap produksinya akan terus ditambah menjadi 20 ton per bulan untuk diekspor ke luar negeri, seperti Singapura dan China.
"Makanya kami telah bermitra dengan VCPlus Limited Singapura terkait akses pembibitan, permodalan, hingga pemasaran luar negeri dalam mendukung pengembangan budidaya perikanan di Bintan," ujar Imam.
Imam menambahkan sejauh ini ikan bawal bintang dan kerapu banyak diminati pelaku usaha rumah makan hingga perhotelan. Harga ikan bawal bintang sekitar Rp120 ribu per kilogram dan ikan kerapu Rp170 ribu per kilogram.
Pihaknya optimistis dapat mewujudkan Bintan Fisheries Estate yang mampu memenuhi kebutuhan pasar baik lokal, regional, hingga internasional. Namun, diperlukan kolaborasi dan sinergi antarlembaga pemerintah, koperasi, investor, dan masyarakat agar cita-cita besar itu terwujud.
Berita Terkait
Pemprov Kepri usul enam proyek strategis melalui Musrenbangnas 2024
Rabu, 15 Mei 2024 12:45 Wib
16 PSN baru bakal dibangun tanpa pakai APBN, termasuk di Kawasan Industri Toapaya Bintan
Rabu, 15 Mei 2024 6:29 Wib
KPK periksa dua orang saksi di Bintan terkait kasus pemerasan
Selasa, 14 Mei 2024 19:49 Wib
KPU Bintan sebut anggaran Pilkada 2024 sudah cair 100 persen
Selasa, 14 Mei 2024 14:46 Wib
DKP Kepri: Tren hasil produksi perikanan terus meningkat
Senin, 13 Mei 2024 10:06 Wib
Dua tersangka kasus pemalsuan surat tanah ditahan Polres Bintan
Rabu, 8 Mei 2024 11:09 Wib
Tim gabungan patroli cegah kebakaran hutan di Bintan
Rabu, 8 Mei 2024 7:31 Wib
Polres Bintan pastikan kasus pemalsuan surat tanah berlanjut
Minggu, 5 Mei 2024 19:38 Wib
Komentar