Tanjungpinang (ANTARA) - Kantor SAR Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri) menutup operasi pencarian anak usia 14 tahun yang hilang terseret arus parit di Kampung Karang Rejo, Kelurahan Pinang Kencana, Kecamatan Tanjungpinang Timur.
Hal itu berdasarkan kesepakatan tim SAR gabungan bersama pihak keluarga dan perangkat kelurahan, karena tidak ditemukannya tanda-tanda korban hingga operasi pencarian hari ketiga, Minggu (7/1).
"Dengan demikian, operasi SAR dinyatakan selesai dan diusulkan untuk ditutup. Selanjutnya, akan dilanjutkan dengan operasi SAR pemantauan," kata Kepala Kantor SAR Tanjungpinang, Slamet Riyadi.
Slamet menyebut operasi SAR pemantauan dilakukan dengan pertimbangan, antara lain tidak adanya saksi mata pada saat kejadian korban hilang.
Kemudian, tidak ditemukannya tanda-tanda korban selama pelaksanaan operasi SAR. Selain itu, lokasi pencarian yang merupakan habitat buaya muara, menjadi salah satu kendala pencarian terhadap korban.
Pada pelaksanaan operasi hari ketiga, lanjut Slamet, tim SAR gabungan telah melakukan penyisiran yang berfokus pada aliran parit sampai ke muara sungai Dompak.
"Tim SAR gabungan tiba di muara sungai Dompak sekitar pukul 14.00 WIB, namun dengan hasil nihil," ungkap Slamet.
Slamet menambahkan korban anak laki-laki bernama Rahmat Nurhakim dilaporkan hanyut terbawa arus parit di Kampung Karang Rejo, Kamis (5/1). Laporan itu disampaikan pihak Kelurahan Pinang Kencana kepada Kantor SAR Tanjungpinang, Jumat (6/1).
"Korban terbawa arus parit, karena kondisi rumah yang berdekatan dengan parit besar, ditambah saat itu cuaca hujan disertai banjir," kata Slamet.
Setelah menerima laporan itu, sambungnya, tim rescue Kantor SAR Tanjungpinang berjumlah lima orang langsung menuju ke lokasi kejadian guna mencari keberadaan korban.
Pencarian korban melibatkan unsur SAR gabungan terdiri atas Kantor SAR Tanjungpinang, BPBD, TNI, Polri, Satpol PP, Pemadam Kebakaran, pihak kelurahan dan masyarakat setempat.
Orang tua korban, Waluyo, mengatakan anaknya pamit keluar rumah untuk bermain di area parit tak jauh dari rumahnya pada Kamis (4/1), sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu kondisi cuaca tengah hujan dan air parit meluap.
Waluyo menyebut hingga pukul 18.00 WIB, anaknya tak kunjung pulang ke rumah. Ia kemudian bergegas mencari anaknya, namun tidak berhasil ditemukan.
"Setelah itu saya langsung lapor kepada RT dan Kelurahan Pinang Kencana. Selanjutnya diteruskan ke Kantor SAR Tanjungpinang, karena khawatir anak saya terseret arus parit," ucap Waluyo.
Berita Terkait
KJRI Johor Bahru fasilitasi pemulangan 105 WNI melalui Tanjungpinang
Jumat, 15 November 2024 10:43 Wib
BP3MI mendampingi pemulangan 105 PMI melalui Pelabuhan SBP Tanjungpinang
Jumat, 15 November 2024 5:20 Wib
UMRAH bangun gedung Fakultas Kedokteran di Dompak mulai Januari 2025
Kamis, 14 November 2024 16:42 Wib
Kemenkumham Kepri lakukan distribusi tahanan untuk atasi kelebihan kapasitas
Kamis, 14 November 2024 13:30 Wib
BPBD Tanjungpinang imbau warga waspada dampak fenomena supermoon
Kamis, 14 November 2024 12:17 Wib
Kemendikbudristek serahkan draft zonasi kawasan cagar budaya Pulau Penyengat
Kamis, 14 November 2024 9:00 Wib
Disnaker sebut UMK Tanjungpinang tahun 2025 diprediksi naik
Kamis, 14 November 2024 5:23 Wib
Tim ahli rekomendasikan lima objek cagar budaya baru di Kota Tanjungpinang
Rabu, 13 November 2024 17:00 Wib
Komentar