Warga Gorontalo ditemukan meninggal tertimbun reruntuhan rumah

id Kota Gorontalo,longsor gorontalo, BPBD Kota Gorontalo,musibah

Warga Gorontalo ditemukan meninggal tertimbun reruntuhan rumah

Nampak dari hasil tangkapan layar video warga, satu unit rumah di Kelurahan Tenilo, Kota Gorontalo diterjang longsor menyebabkan bagian rumah hancur. Seorang warga sementara membersihkan material longsor, Kamis (11/7). (ANTARA/Susanti Sako-tangkapan layar)

Gorontalo (ANTARA) - Seorang warga, Syafrudin Mo’o (56) ditemukan meninggal dunia tertimbun reruntuhan rumah yang diterjang longsor di Kelurahan Tenilo, Kota Gorontalo pada Rabu (10/7) malam.

Kepala BPBD) Pemerintah Kota Gorontalo Mahmud Baderan di Gorontalo, Kamis, mengatakan peristiwa nahas tersebut terjadi pada Rabu malam sekitar pukul 19.00 WITA.

"Kami menerima laporan dari pemerintah kelurahan setempat terkait musibah tanah longsor yang menghancurkan bagian dapur rumah salah satu warga. Dalam proses evakuasi, tim BPBD juga berhasil menemukan seorang pria paruh baya, namun kondisinya telah meninggal dunia," kata Mahmud.

Korban tinggal bersebelahan dengan rumah anaknya, namun banjir yang melanda Kelurahan Tenilo, Kecamatan Kota Barat, membuatnya mengungsi sementara bersama anaknya.

Nahas rumah anaknya diterjang longsor di bagian dapur pada saat korban berada di ruangan tersebut. "Saat musibah terjadi, korban  berada di bagian dapur yang ambruk tertimpa longsor," katanya.

Setelah berhasil dievakuasi, jasad korban dibawa ke rumah sakit Otanaha untuk dibersihkan dari material longsor.

Mahmud mengatakan pemerintah kota telah mengeluarkan imbauan kepada warga yang bermukim di wilayah rawan longsor dan banjir untuk segera mengungsi hingga situasi aman atau cuaca kembali normal.

Sementara itu, bencana banjir di wilayah Kota Gorontalo, meluas menggenangi enam kecamatan dari sembilan kecamatan di kota itu.

"Banjir yang terjadi sejak Rabu (10/7) kemarin, semakin meluas. Total dari sembilan kecamatan, banjir telah menggenangi enam kecamatan di wilayah Kota Gorontalo," kata Kepala BPBD Kota Gorontalo Mahmud Baderan, Kamis.

Ia mengatakan banjir terparah menggenangi wilayah Kecamatan Dumbo Raya dan Kota Barat dengan ketinggian air mencapai di atas 50 sentimeter.

Menurutnya, banjir disebabkan curah hujan tinggi yang memicu meluapnya Sungai Bone dan Bolango, ditambah aliran sungai dari Danau Limboto.

"Seluruhnya bertemu di Kota Gorontalo sehingga berdampak terjadinya banjir," kata Mahmud.

Ia menjelaskan banjir di Kota Gorontalo terjadi karena curah hujan tinggi sejak 23 Juni 2024, kemudian banjir lagi pada 27 Juni, hingga berulang pada 3 dan 4 Juli.

"Kemarin pada tanggal 8, 9 dan 10 dan hingga kini banjir masih melanda, bahkan meluas menggenangi hampir seluruh wilayah Kota Gorontalo," katanya.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE