Kak Seto Ajak Psikolog Terapi Massal Anak

id Kak,Seto,batam,Ajak,Psikolog,Terapi,Massal,Anak,kekerasan

Kak Seto Ajak Psikolog Terapi Massal Anak

Kak Seto di sela-sela seminar di Batam (antarakepri.com/Joko Sulistyo)

Batam (Antara Kepri) - Pemerhati anak Seto Mulyadi yang lebih akrab disapa Kak Seto mengajak psikolog dan perguruan tinggi program psikologi untuk melakukan terapi massal terhadap anak-anak korban kekerasan seksual yang marak terjadi di daerah-daerah dan ibu kota.

"Dibutuhkan terapi massal dengan mengerahkan psikolog dan tenaga ahli dari fakultas-fakultas psikologi," kata Seto usai seminar yang diadakan PKK Kota Batam Kepulauan Riau, Rabu.

Ia mengatakan anak-anak korban kekerasan seksual membutuhkan terapi kognitif, agar kejadian pelecehan itu tidak terus teringat-ingat.

Selain terapi dari psikolog, juga dibutuhkan terapi oleh keluarga, sebagai lingkungan terdekat anak untuk memberikan motivasi agar tidak frustasi.

"Pendampingan terapi juga dibutuhkan polisi dalam menggali informasi dari korban, agar aparat bisa mengungkap kejahatan itu," ujarnya.

Pria yang juga pencipta lagu anak itu juga menyarankan Dinas Kesehatan di setiap provinsi menyediakan terapis untuk mengobati anak-anak korban kejahatan seksual. Karena ia meyakini pelecehan banyak terjadi di seluruh daerah.

"Dinkes setiap provinsi agar menyediakan terapis yang melibatkan psikolog untuk mengobati luka menganga," kata dia.

Terapi itu dibutuhkan agar korban tidak tumbuh menjadi pelaku kejahatan seksual pada anak ketika dewasa.

"Harus ada langkah serius obati korban," kata dia.

Kak Seto mengatakan masih melakukan terapi untuk korban kekerasan seksual di Jakarta International School (JIS). Menurut Kak Seto, kondisi korban sampai saat ini belum stabil.

"Korban JIS masih belum stabil, masih suka histeris," kata Kak Seto.

Ia mengatakan bahwa korban JIS juga malu dan mudah merasa frustasi sehingga membutuhkan motivasi dari lingkungan sekitar.

Semenara itu, ia mengaku tidak kaget dengan maraknya kekerasan seksual yang dialami anak-anak. "Saya sudah menduganya," kata dia.

Menurut dia, kejahatan itu disebabkan paparan tontotan pornografi yang semakin mudah ditangkap melalui internet dan media lainnya.

Selain itu, kurang pengawasan, niat pelaku, dan kesempatan juga merangsang banyaknya kasus kekerasan seksual terhadap anak. (Antara)

Editor: Rusdianto

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE