Batam (Antara Kepri) - Investasi di Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, Kepulauan Riau, tetap optimis di tengah ancaman krisis ekonomi, menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan hengkangnya penanam modal asing dari Indonesia.
"Kami tetap optimis, apa pun yang terjadi. Semua peristiwa ada mudarat ada juga manfaatnya," kata Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Mustofa Widjaya di Batam, Rabu.
Industri di Batam tidak bisa disamakan dengan daerah lain di Indonesia, karena Batam mengandalkan letak geografisnya yang dekat dengan Singapura sehingga penanam modal lebih banyak dari luar negeri.
Turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar justru memiliki potensi untuk menaikkan investasi asing ke Batam, didorong biaya produksi yang turun.
Selain itu mayoritas industri di Batam bertujuan ekspor sehingga penurunan nilai rupiah justru menguntungkan.
"Tapi kami juga tidak mau melihatnya sebagai 'blessing in disguise'. Lihat apa kata BI," kata Mustofa.
Sementara itu BI menganalisis pertumbuhan investasi di Batam dan Provinsi Kepri secara keseluruhan akan meningkat pada 2015.
Kinerja investasi yang menunjukkan penguatan pertumbuhan pada 2014 diharapkan dapat tetap stabil bahkan meningkat pada 2015 dengan asumsi bahwa iklim investasi dan iklim usaha tetap terjaga dengan baik di Kepri.
Karenanya, Kepala Kantor BI Kepri berharap pemerintah menjaga iklim investasi dan usaha agar terus kondusif demi peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Pengamat Kawasan Ekonomi Khusus Suyono Saputra menilai penurunan nilai tukar rupiah justru menguntungkan industri di Batam.
"Karena industri di Batam tujuannya ekspor. Ini justru menguntungkan," kata dia.
Meski begitu, ia menilai keuntungan itu tidak akan terlalu signifikan karena penurunan nilai mata uang hanya bersifat temporer, akibat sentimen positif terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika.
Krisis global yang terjadi juga tidak mempengaruhi Batam karena struktur ekonomi di kawasan itu sudah lebih baik dengan investasi yang terus tumbuh dan inflasi yang rendah.
"Batam tidak akan terpengaruh krisis," kata dia. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
Waskita Beton bangun halaman kontainer di Batam senilai Rp360 miliar
Selasa, 7 Mei 2024 7:13 Wib
BKKBN memperkuat penurunan stunting dengan intervansi serentak
Senin, 6 Mei 2024 16:20 Wib
Rudi komitmen dukung perkembangan e-sport di Batam
Senin, 6 Mei 2024 14:50 Wib
BC Batam gagalkan penyelundupan 184 ribu batang rokok ilegal
Senin, 6 Mei 2024 13:10 Wib
Ditjen PSDKP tangkap 2 kapal ikan Vietnam di Laut Natuna-Kepri
Minggu, 5 Mei 2024 8:16 Wib
Pemkot Batam: Rembuk stunting percepat penurunan prevalensi
Sabtu, 4 Mei 2024 16:09 Wib
Pemkot Batam tingkatkan penanganan kasus bullying pada anak
Sabtu, 4 Mei 2024 13:01 Wib
Kemenag Natuna sosialisasi program sertifikasi halal gratis
Sabtu, 4 Mei 2024 12:30 Wib
Komentar