Anambas (Antara Kepri) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) menyatakan tidak mengirim anak nelayan untuk disekolahkan khusus bidang kelautan dan perikanan.
"Untuk yang tahun ini kemungkinan besar dipending. Program pengiriman anak-anak nelayan ini sudah berjalan semnjak beberapa tahun terhitung mulai dari tahun 2012," katanya Kepala DKP Anambas Yunizar, Senin di Tarempa.
Yunizar menjelaskan hal ini disebabkan dampak keuangan daerah yang mengalami defisit. Program yang diprioritaskan yang sebelumnya untuk anak-anak nelayan daerah ini, terpaksa ditiadakan karena dipangkasnya sejumlah kegiatan.
Meski pengiriman anak-anak nelayan pada tahun ini ditiadakan, namun pemkab tetap memberikan bantuan kepada anak-anak yang saat ini tengah menjalani pendidikan.
"Untuk mereka yang saat ini menjalani pendidikan tetap dibantu per-tahunnya, seperti kebutuhan untuk praktikum dan lain sebagainya, sehingga mereka yang tengah sekolah tidak perlu khawatir meski kondisi keuangan daerah tengah defisit," bebernya.
Sebelumya Bupati Kepulauan Anambas, T. Mukhtaruddin mengatakan ada empat mahasiswa Sekolah Tinggi Perikanan yang berhentkan atau di-DO. Mahasiswa itu kata dia, dibiayai oleh Pemkab Anambas.
Sebagai orang pertama di Anambas dirinya merasa kecewa akan hal itu karena menurut dia, keempatnya mahasiswa itu mendapatkan beasiswa dari Pemkab Anambas
"Ini sangat disayangkan kenapa harus DO sebelum menyelesaikan studi. Padahal biaya kuliahnya telah dibantu oleh pemerintah,"kata Tengku, Selasa di depan Gedung DPRD, Tarempa (14/4).
Dengan menggelengkan kepalanya Bupati ini mengatakan, keempatnya merupakan harapan orang tua karena murni anak nelayan Anambas. Mereka yang di-DO tersebut di tahun 2014 dan 2015 ini. Salah satu penyebabnya adalah tidak disiplin dalam mengikuti pelajaran.
"Kadang-kadang tidak masuk kuliah sehingga otamatis nilai akademisnya tidak bagus," ucap Bupati dengan kesal.
Program yang diprioritaskan yang sebelumnya dikhusus untuk anak-anak nelayan daerah ini terpaksa ditiadakan karena dipangkasnya sejumlah program kegiatan karena kondisi keuangan daerah yang tengah mengalami defisit.
Pada saat ini terdapat 45 anak nelayan asal Anambas tengah menjalani pendidikan bidang kelautan perikanan, terdiri dari 27 orang anak di STP Jakarta, 12 orang anak di SUPM Pontianak, serta enam orang tengah menjalani pendidikan di Akademi Perikanan Sidoarjo. (Antara)
Editor: Rusdianto
Komentar