Kadinkes: tenaga kesehatan harus cepat dari wartawan

id Kadinkes Kepri ,Tjetjep Yudiana ,Germas cermat,Karimun

Kadinkes: tenaga kesehatan harus cepat dari wartawan

Staf ahli Bupati Karimun, Usman Ahmad didampingi Kadinkes Kepri Tjetjep Yudiana (kanan) dan Kadinkes Karimun Rachmadi (2 kanan) memukul gong meresmikan seminar edukasi Germas Cermat kepada para kader posyandu di Karimun, Senin (9/7). (Antaranews Kepri/Rusdianto)

Misalnya penyakit gizi buruk, wartawan boleh tahu tapi tenaga kesehatan sudah tahu duluan dan sudah melakukan intervensi, seperti memberikan perawatan atau pemberian makanan tambahan
Karimun (Antaranews  Kepri) - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau Tjetjep Yudiana mengharapkan kepada tenaga kesehatan harus lebih cepat dari wartawan dalam mendeteksi penyakit yang muncul di tengah masyarakat.

"Misalnya penyakit gizi buruk, wartawan boleh tahu tapi tenaga kesehatan sudah tahu duluan dan sudah melakukan intervensi, seperti memberikan perawatan atau pemberian makanan tambahan," kata dia di sela seminar edukasi Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat di Tanjung Balai Karimun, Senin.

Selama ini, kata Tjetjep, banyak kasus penyakit yang diungkap lebih dulu oleh wartawan dalam bentuk berita. Hal itu disebabkan kurang aktifnya tenaga kesehatan, baik di puskesmas maupun posyandu dalam memantau kesehatan masyarakat.

"Selama ini kan seperti itu, kita baru tahu kalau sudah muncul dalam berita. Kita yang dapat berita buruknya. Inilah kegagalan kita karena kita tidak turun ke masyarakat," kata dia.

Tjetjep mengharapkan, tenaga kesehatan yang terlibat dalam Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GerMas CerMat) berperan aktif memantau dan menyebarluaskan informasi kepada masyarakat tentang pola hidup sehat.

GerMas CerMat, menurut dia, didukung para kader posyandu dan tenaga kesehatan yang disebut agen perubahan atau "agent of change" yang terdiri atas apoteker, dokter keluarga dan tenaga kesehatan di puskesmas.

Agen perubahan tersebut, menurut dia, merupakan tempat kader posyandu untuk berkonsultasi dan berkoordinasi tentang pola hidup sehat, termasuk juga bagaimana masyarakat cerdas menggunakan obat.

Kader posyandu, kata Tjetjep, sekarang tidak lagi mengurus balita atau ibu hamil, tapi juga mengurus masyarakat berusia lanjut yang rentan terhadap penyakit seperti ginjal, gagal ginjal, stroke dan penyakit akibat kolesterol tinggi.

"Kalau dulu ada posyandu, sekarang ada posbindu dan pos usila yang melayani usia lanjut. Mereka akan menjadi motivator, fasilitator dan mediator bagi masyarakat usia lanjut yang rentan terhadap diabetes, ginjal, gagal ginjal, stroke, jantung atau hipertensi," ujarnya.

Dia berharap para kader posyandu bersama "agent of change" turun ke rumah-rumah penduduk untuk mendata penyakit, mengukur tensi, gula darah, dan termasuk juga menyosialisasikan gerakan hidup sehat seperti berolahraga secara teratur dan rajin makan sayur-sayuran dan buah-buahan.

"Yang sakit kita tangani, yang sehat akan kita terus pacu supaya tetap sehat. Pola kerja seperti ini yang kita harapkan sehingga kita bisa lebih tahu dulu dari wartawan, kalau ada warga yang terkena penyakit tertentu," kata Tjetjep Yudiana.

Baca juga: Kadinkes: gagal ginjal meningkat cepat di Kepri
 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE