Pangkal Pinang (ANTARA) - Sekitar 200 orang siswa-siswi SMP Kartini 1 Batam Provinsi Kepulauan Riau mengunjungi Museum Timah Indonesia di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk berwisata sekaligus belajar sejarah pertimahan di negeri serumpun sebalai itu.
"Kita sangat bersemangat menerima 200 orang pelajar SMP Kartini Batam ini. Biasanya museum ini buka pukul 08.00 WIB dipercepat 07.00 WIB untuk menerima siswa-siswi ini," kata Kepala Museum Timah Indonesia, M Taufik di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan para siswa didampingi para guru dan orang tua ini tidak hanya berkunjung ke Museum Timah Indonesia, tetapi juga mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Kota Pangkalpinang, Muntok Kabupaten Bangka Barat sehingga dapat menambah pengetahuan sejarah perjuangan bangsa di negeri serumpun sebalai ini.
Baca juga: Kunjungan wisatawan di Museum Timah Indonesia naik 41.000 orang
"Kita terus berupaya meningkatkan pelayanan kepada pengunjung museum ini, agar mereka mau kembali berwisata dan belajar mempelajari sejarah penambangan bijih timah di Pulau Bangka ini," ujarnya.
Menurut dia kunjungan Museum Timah Indonesia di Pangkalpinang selama Januaria hingga Februari 2020 sudah mencapai 4.000 orang lebih dan didominasi pelajar lokal dan luar daerah, sementara kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara masih sepi karena dampak virus corona.
"Alhamdulillah, minat pelajar berkunjung ke Museum Timah Indonesia cukup tinggi, karena mereka tidak hanya mengetahui sejarah penambangan bijih timah, tetapi juga bisa berwisata ke tempat-tempat bersejarah lainnya menggunakan mobil pownis merupakan angkutan umum masyarakat Bangka Belitung pada 1970," katanya.
Ia menambahkan Museum Timah Indonesia merupakan museum teknologi pertimahan yang dikelola PT Timah Tbk. Museum ini didirikan pada 1958 untuk mencatat sejarah pertimahan di Bangka Belitung.
Museum Timah Indonesia menempati sebuah gedung bersejarah yang awalnya adalah rumah dinas Hoofdt Administrateur Bangka Tin Winning (BTW).
"Pada masa perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Bung Karno, Hatta dan para pemimpin tinggi Republik Indonesia diasingkan ke Bangka mengadakan perundingan dengan utusan PBB (Komisi Tiga Negara) pada 1948 di gedung tersebut. Pada pertemuan ini akhirnya mengantarkan pada kedaulatan Belanda pada Republik Indonesia pada 1949," kata Taufik.
Berita Terkait
Polda Kepri tangkap pelaku penampungan PMI nonprosedural
Sabtu, 27 April 2024 17:18 Wib
Pemkot Batam imbau warga untuk waspada DBD dengan gerakan PSN
Sabtu, 27 April 2024 16:16 Wib
Imigrasi Batam catat PNBP capai Rp17,7 miliar sampai Maret
Sabtu, 27 April 2024 7:16 Wib
Imigrasi Batam terbitkan 27.820 paspor pada triwulan I 2024
Sabtu, 27 April 2024 6:41 Wib
Pemkot Batam tunjuk 11 SPBU dukung penerapan Fuel Card 5.0 untuk Pertalite
Jumat, 26 April 2024 16:31 Wib
Pemkot Batam mulai buka pendaftaran Fuel Card untuk BBM Pertalite
Jumat, 26 April 2024 15:15 Wib
JCH Embarkasi Batam berangkat gunakan Saudi Airlines
Kamis, 25 April 2024 19:23 Wib
Kemenag minta PPIH beri layanan prioritas pada calon haji lansia
Kamis, 25 April 2024 16:57 Wib
Komentar