Lingga Panen Raya ditengah pandemi COVID-19

id COVID-19,Corona,panen padi

Lingga Panen Raya ditengah pandemi COVID-19

Bupati Lingga Alias Wello bersama dengan Wakil Bupati Lingga Muhammad Nizar saat menyaksikan langsung panen di Desa Panggak Darat. (Nurjali)

Kalau hanya mengandalkan APBD, pencetakan sawah seluas ini tak mungkin terjadi. Karena itu, kita patut berterima kasih kepada Presiden dan Menteri Pertanian atas dukungannya sehingga Lingga sudah bisa menghasilkan bahan pangan sendiri
Lingga (ANTARA) - Petani Desa Panggak Darat, Kecamatan Lingga, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri) melaksanakan panen raya di tengah pandemi Corona virus disease (COVID-19), yang disaksikan langsung oleh Bupati Lingga dan Wakil Bupati Lingga dari sekitar 30 hektar padi yang sudah menguning.

"Jujur, hari ini saya bahagia atas capaian ini. Selama 4 tahun terakhir, petani kami hanya mampu panen 2,8 ton hingga 4,4 ton per hektar. Tapi hari ini sudah tembus ke angka 6,2 ton," ungkap Bupati Lingga, Alias Wello saat menyaksikan panen padi di Panggak Darat, kepada Antara.

Bupati Lingga, Alias Wello juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas capaian hasil panen padi petani sawah di Desa Panggak Darat yang sudah mampu menembus angka 6,2 ton per hektar.

Capaian tersebut diperoleh di tengah-tengah masa keprihatinan nasional atas penyebaran wabah virus corona. Dia berharap, hasil panen petani ini, mampu berkontribusi terhadap pemenuhan cadangan bahan pangan bagi masyarakat.

"Bayangkan, sejak masa pemerintahan kesultanan Riau Lingga, masyarakat tak pernah diajarkan tanam padi. Tiba-tiba saya jadi Bupati dan langsung menjadikan pencetakan sawah baru ini sebagai program 100 hari. Dari sinilah pro kontra itu muncul," ujarnya.

Program pencetakan sawah baru di Lingga ini dimulai sejak awal pemerintahannya, dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah pusat, khususnya Kementerian Pertanian dan Mabes TNI Angkatan Darat.

"Kalau hanya mengandalkan APBD, pencetakan sawah seluas ini tak mungkin terjadi. Karena itu, kita patut berterima kasih kepada Presiden dan Menteri Pertanian atas dukungannya sehingga Lingga sudah bisa menghasilkan bahan pangan sendiri," katanya.

Kabupaten Lingga merupakan wilayah kepulauan dengan jumlah pulau yang dimilikinya sebanyak 604. Selama ini, pasokan beras ke daerah ini mengandalkan beras selundupan dari Singapura dan Malaysia, selain itu ada juga beras dari Jambi yang harganya cukup tinggi.

Stok Pangan Cukup Untuk 9 Bulan

Kepala Desa Panggak Darat, Zulmafrija mengatakan, sekitar 30 hektar sawah yang ditanami padi di desanya dan panen saat ini, mampu berkontribusi sebesar 32,4 persen terhadap kebutuhan beras masyarakat Lingga yang mencapai rata-rata 240 ton per bulan.

"Berdasarkan hasil panen yang sudah dilakukan terhadap beberapa petak sawah menunjukkan produktivitasnya mencapai angka rata-rata 4,32 ton gabah kering giling per hektar. Jika rendemennya 60 persen, maka berasnya bisa mencapai 77,76 ton," jelasnya.

Menurut dia, beras yang dihasilkannya petani desanya itu, cukup untuk kebutuhan pangan masyarakat Desa Panggak selama 9 bulan ke depan dengan jumlah penduduk sebanyak 678 jiwa atau 189 kepala keluarga (KK).

"Berdasarkan pengalaman, kebutuhan beras masyarakat Desa Panggak Darat sekitar 8,505 ton per bulan. Jika beras sebanyak 77,76 ton dibagi rata kepada 189 KK, maka stok pangan untuk masyarakat Desa Panggak Darat cukup untuk 9 bulan ke depan," tambahnya.

Panen panggak darat ini setidaknya sudah bisa berkontribusi 32,4 persen terhadap kebutuhan beras di Kabupaten Lingga yakni sebanyak 240 ton perbulan.

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE