Kasus Demam Berdarah di Karimun Meningkat

id Kasus,Demam,Berdarah,dbd,Karimun,Meningkat

Karimun (Antara Kepri) - Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, menyatakan kasus demam berdarah dengue sejak Januari 2014 meningkat dibandingkan 2013.

"Sejak Januari 2014, kasus DBD mencapai 90 kasus, lebih tinggi dibandingkan sepanjang 2013 sebanyak 84 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Karimun Sensissiana di Gedung Serbaguna Kantor Bupati Karimun, Selasa.

Sensissiana mengatakan, dua dari 90 kasus itu, meninggal dunia yaitu pada Januari dan Juli 2014.

Sebagian besar dari kasus itu, menurut dia, ditemukan di kawasan perkotaan, terutama di Tanjung Balai Karimun dan sekitarnya.

Ia mengatakan, peningkatan kasus DBD hingga pertengahan 2014 itu, diduga akibat masih rendahnya kesadaran warga masyarakat untuk hidup bersih, terutama dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Selain itu, kata dia, musim hujan yang berlangsung akhir-akhir turut memicu berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi vektor penularan wabah DBD.

Ia mengatakan, pemicu utama penularan wabah DBD adalah akibat genangan-genangan air hujan pada wadah-wadah seperti kaleng, ember atau bak mandi.

"Mungkin masyarakat mulai lupa melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), yaitu membersihkan dan mengeringkan wadah-wadah yang dapat menampung air hujan untuk mencegah pertumbuhan jentik-jentik menjadi nyamuk dewasa," katanya.

Pada 2013, menurut dia, kasus DBD sebenarnya sudah menurun drastis dibandingkan pada 2012 namun kembali meningkat pada tahun ini. Karena itu, pihaknya akan menggencarkan kembali kampanye hidup bersih kepada warga masyarakat, terutama menggerakkan Gerakan 3M, yaitu Mengubur, Menguras dan Membersihkan tempat-tempat yang dapat menampung air hujan.

Wadah-wadah seperti bak mandi atau drum menurut dia, harus dikuras minimal sekali dalam sepekan untuk mencegah pertumbuhan jentik menjadi nyamuk dewasa.

"Program 3M merupakan gerakan paling efektif untuk mencegah penularan DBD. Kalau pengasapan atau 'fogging' hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan jentik-jentik dan hanya dilakukan jika ada temuan kasus," katanya.

Dinas Kesehatan, menurut dia, senantiasa melakukan langkah yang cepat dengan melakukan "fogging" jika terdapat kasus DBD pada suatu lingkungan.

"Kami akan menggerakkan kader posyandu dan petugas di puskesmas untuk menyosialisasikan Gerakan 3M. Gerakan 3M tidak boleh berhenti, tetapi terus menerus. Selain itu, kami juga akan terus menggencarkan gerakan penaburan bubuk abate untuk membunuh jentik-jentik," katanya.

Berdasarkan data Dinkes, kasus DBD pada 2011 sebanyak 117 dengan dua penderitanya meninggal dunia. Sedangkan 2012 sebanyak 76 dan 1 orang meninggal dunia.  Sedangkan 2013 meningkat menjadi 84 kasus dengan dua korban meninggal dunia. (Antara)

Editor: Nusarina Yuliastuti

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE