Jakarta (ANTARA
News) - Gempa bumi dan tsunami dahsyat pada 11 Maret lalu membuat Jepang
menelan kerugian ekonomi sebesar 235 miliar dolar AS (Rp2.053 triliun)
atau 4 persen dari produk domestik bruto (PDB) negeri itu, namun
rekonstruksi untuk pemulihan pascabencana baru akan dilakukan tahun ini.
"Jika
sejarah menjadi panduan, maka pertumbuhan PDB riil akan secara negatif
terpengaruh sampai pertengahan 2011," kata Bank Dunia dalam paparan
terakhirnya pada East Asia and Pacific Economic Update seperti dikutip
AFP, Senin.
Jika dibandingkan PDB Indonesia pada 2010 yang
menurut catatan BPS lebih dari 700 miliar dolar AS, maka kerugian Jepang
akibat bencana besar 11 Maret itu adalah 33 persen dari PDB Indonesia.
Menurut
Bank Dunia, pertumbuhan harus sudah terasa pada triwulan berikutnya
begitu upaya-upaya rekonstruksi pascabencana yang akan berlaku sampai
lima tahun, dilakukan.
Taksiran terendah Bank Dunia mengenai
kerugian Jepang akibat bencana ganda itu adalah 122 miliar dolar AS
(Rp1.065 triliun) atau setara dengan 2,5 persen PDB Jepang. (*)
Adam
Berita Terkait
PVMBG sebut aktivitas gempa di Gunung Ile Lewotolok alami peningkatan
Jumat, 26 April 2024 9:57 Wib
Gunung Semeru erupsi empat kali lontarkan abu vulkanik hingga 1.000 meter
Kamis, 25 April 2024 10:10 Wib
Bea Cukai Kepri selamatkan potensi kerugian negara sebesar Rp1,4 miliar
Rabu, 24 April 2024 14:59 Wib
Timnas Indonesia hadapi Korsel di perempat final Piala Asia U-23
Selasa, 23 April 2024 5:51 Wib
PT KAI klarifikasi jumlah korban tewas akibat tabrakan di Sumsel
Senin, 22 April 2024 11:58 Wib
Satu orang penumpang bus dilaporkan tewas akibat tertabrak kereta api
Minggu, 21 April 2024 18:06 Wib
PVMBG cabut peringatan mengenai bahaya tsunami akibat erupsi Gunung Ruang
Minggu, 21 April 2024 15:30 Wib
498 rumah rusak akibat erupsi Gunung Ruang
Minggu, 21 April 2024 15:08 Wib
Komentar