Batam (Antara Kepri) - Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam, Kepulauan Riau, menyatakan seluruh hewan kurban yang didatangkan pedagang ke wilayahnya untuk memenuhi kebutuhan Idul Adha 1435 Hijriah sudah menjalani pemeriksaan dan dinyatakan tidak berpenyakit terutama antraks.
"Semua sudah melalui pemeriksaan oleh petugas khususnya untuk penyakit antraks. Semua yang masuk Batam dinyatakan bebas dari penyakit dan layak untuk kurban," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Batam, Arinaung Siregar di Batam, Senin.
Selain diperiksa saat masuk ke Batam, kata dia, hewan yang terdiri dari sapi dan kambing itu diperiksa sebelum dikirim dari daerah asal.
Arinaung mengatakan, sapi dan kambing tersebut rata-rata didatangkan dari Pulau Jawa dan Sumatera melalui Jambi.
"Pedagang juga tidak mau rugi. Hewan yang dikirim ke Batam pasti dalam kondisi sehat, karena perjalanan dari tempat asal ke Batam cukup jauh," kata dia.
Arinaung mengatakan, meski hanya bertugas memeriksa saat hewan tersebut masuk ke Batam, namun menjelang dan saat penyembelian (Idul Adha) juga akan membantu Dinas Peternakan (KP2K) Batam melakukan pemeriksaan ulang.
"Seluruh dokter hewan di Batam nanti akan bersama-sama dengan KP2K melakukan pengecekan pada lokasi-lokasi penyembelian untuk memastikan semua aman dikonsumsi," kata Arinaung.
Kebutuhan hewan kurban di Batam pada 2014 mencapai lebih dari 2.000 ekor, sementara kambing lebih dari 5.000 ekor. Semua hewan tersebut didatangkan dari luar Kota Batam, karena daerah tersebut tidak ada peternakan.
Pedagang hewan kurban di Batam, Hamid mengatakan, kambing harganya Rp2 juta sampai Rp4 juta per ekor. Sedangkan sapi Rp9 juta hingga Rp20 juta per ekor.
"Harganya memang cenderung lebih mahal dibanding hari-hari biasa. Karena harga beli dari luar Batam juga mengalami kenaikan," kata dia.
Ia mengatakan, saat ini jumlah sapi yang terjual belum begitu banyak karena masih jauh dari hari kurban.
"Di sini beda dengan daerah lain. Mereka rata-rata membeli beberapa hari menjelang hari kurban, karena tidak mempunyai tempat melihara hewan sebelum disembelih," kata Hamid. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
BKKBN memperkuat penurunan stunting dengan intervansi serentak
Senin, 6 Mei 2024 16:20 Wib
Rudi komitmen dukung perkembangan e-sport di Batam
Senin, 6 Mei 2024 14:50 Wib
BC Batam gagalkan penyelundupan 184 ribu batang rokok ilegal
Senin, 6 Mei 2024 13:10 Wib
Ditjen PSDKP tangkap 2 kapal ikan Vietnam di Laut Natuna-Kepri
Minggu, 5 Mei 2024 8:16 Wib
Pemkot Batam: Rembuk stunting percepat penurunan prevalensi
Sabtu, 4 Mei 2024 16:09 Wib
Pemkot Batam tingkatkan penanganan kasus bullying pada anak
Sabtu, 4 Mei 2024 13:01 Wib
Kemenag Natuna sosialisasi program sertifikasi halal gratis
Sabtu, 4 Mei 2024 12:30 Wib
Pertamina terus awasi penyaluran BBM subsidi di Kepri
Jumat, 3 Mei 2024 19:10 Wib
Komentar