Batam (Antaranews Kepri) - Said Nurdian Syah, satu di antara 24 siswa SMA di Provinsi Kepulauan Riau yang terpilih mewakili teman-temannya di Batam untuk mengikuti program Siswa Mengenal Nusantara yang diselenggarakan BUMN.
Said Nurdian, di Batam, Senin, mengaku senang terpilih menjadi perwakilan Batam di ajang pertukaran pelajar ke Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Senang juga karena berhasil dipilih. Awalnya saya ragu-ragu, tapi setelah mendengar cerita dari abang kelas, ada banyak ilmu yang bisa kita peroleh dari program ini, akhirnya saya semangat," kata siswa SMKN 1 Batam itu.
SMN merupakan program pertukaran siswa SMU/sederajat antarprovinsi yang digagas Kementerian BUMN. Program yang dilaksanakan sejak 2015 itu melibatkan sejumlah BUMN, yang mengatur perjalanan siswa SMA dari satu provinsi ke provinsi lain.
Tahun ini, Pelindo I, LKBN Antara, dan Persero Batam memberangkatkan 24 anak terpilih dari Provinsi Kepulauan Riau beserta dua pendampingnya menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat.
"Waktu sedang kumpul bersama teman-teman PMR, tiba-tiba kepala sekolah datang, menyuruh saya ikut program ini. Banyak guru juga yang mendorong ikut saja, karena akan dapat banyak pengalaman dan teman baru nanti," kata dia yang masuk 10 besar di kelasnya.
Ia berharap dapat mempelajari budaya dan bahasa Lombok, dalam pertukaran pelajar itu.
"Saya juga sudah mempelajari bahasa daerah Kepri, juga tari persembahan. Kalau nanti disuruh menari, saya siap saja. Tapi belum tahu," kata lelaki kelahiran 12 April 2001 itu.
Sebenarnya, kata dia bercerita, orang tuanya sempat ragu untuk mengizinkannya terbang ke Lombok, karena daerah itu sedang dilanda bencana gempa bumi pada pekan ini.
Namun, karena kegigihannya, anak pertama dari tiga bersaudara itu diizinkan memperdalam budaya Lombok.
"Jadi dibilang orang tua, enggak apa-apa, asal tidak terpisah dari rombongan," kata siswa kelas XI jurusan mesin itu.
Dalam kesempatan itu, Said bercerita ingin menjadi penyelia bidang mesin, bila sudah besar nanti, sesuai dengan jurusan di sekolahnya.
Cita-citanya itu berbeda jauh dari profesi orang tuanya saat ini. Sang ayah bekerja pada bidang pariwisata dan ibunya di perusahaan manufaktur.
"Inginnya jadi `supervisor` mesin. Sekarang juga belajar mesin bubut, press dan lain-lain. Itu mesin untuk industri," kata lelaki yang mengaku gugup saat proses wawancara dalam seleksi SMN beberapa waktu lalu itu.
Berita Terkait
Pesan Presiden FIFA Gianni Infantino untuk Indonesia: Banggalah dengan timnas Anda
Jumat, 10 Mei 2024 7:00 Wib
Gubernur Ansar: Butuh kolaborasi untuk membangun Kepri
Kamis, 9 Mei 2024 16:47 Wib
Joe Biden akui bom AS digunakan untuk bunuh warga sipil di Jalur Gaza
Kamis, 9 Mei 2024 9:38 Wib
Pemerintah anggarkan Rp7 miliar untuk Jalan Seminteh Segeram Natuna
Kamis, 9 Mei 2024 8:10 Wib
Tiga lagi siswa STIP jadi tersangka penganiayaan
Kamis, 9 Mei 2024 7:50 Wib
Siswa STIP dipastikan meninggal karena pukulan benda tumpul
Kamis, 9 Mei 2024 6:35 Wib
Saksi sebut SYL bebankan kebutuhan di luar negeri Rp800 juta ke anak buah di Kementan
Rabu, 8 Mei 2024 17:13 Wib
Kemenag ingatkan masyarakat Batam untuk tidak gunakan visa umrah untuk haji
Selasa, 7 Mei 2024 18:30 Wib
Komentar