Dwi Ria: penduduk pulau terluar perlu bantuan sistemik

id Dwi Ria Latifa,suku asli,pulau terluar,karimun,pulau karimun anak

Dwi Ria: penduduk pulau terluar perlu bantuan sistemik

Anggota DPR Dwi Ria Latifa berfoto bersama suku asli yang berdiam di Pulau Karimun Anak, pulau terluar di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. (Antaranews Kepri/Rusdianto)

Di antara keterbelakangan kehidupan mereka, ada satu anaknya yang bisa sekolah sampai SMK, walaupun dengan menantang laut saat menyeberang
Karimun (Antaranews Kepri) - Anggota DPR - RI daerah pemilihan Kepulauan Riau, Dwi Ria Latifa mengatakan, penduduk suku asli yang tinggal di Pulau Karimun Anak, pulau terluar di Kabupaten Karimun memerlukan bantuan secara sistemik agar mempunyai kehidupan yang layak.

"Menurut saya, bantuan yang diberikan tidak bisa dalam konsep insidentil, tetapi dilakukan secara sistemik atau tersistem bagaimana menata kehidupan mereka menjadi lebih baik dan layak," katanya, di Tanjung Balai Karimun, Rabu.

Dwi Ria yang sedang dalam masa reses mengunjungi masyarakat suku asli yang berdiam di Pulau Karimun Anak, Desa Pongkar, Kecamatan Tebing pada Jumat (3/8), untuk melihat langsung kehidupan masyarakat yang tinggal di pulau terdepan tersebut.

Dalam kunjungannya itu, Dwi Ria menilai tingkat kesejahteraan suku laut tersebut masih rendah, dan belum mendapatkan akses kesehatan maupun pendidikan yang memadai.

"Waktu pengecekan kesehatan yang dilakukan petugas puskesmas, masih ada warga suku asli yang menderita penyakit, seperti darah tinggi dan anak-anak yang agak kurang gizi, sehingga perlu diperhatikan asupan gisi dan pemberian imunisasinya," katanya.

Kemudian, dari sekian banyak anak Suku Asli yang tinggal di pulau kecil tersebut, hanya satu orang yang mengenyam pendidikan dan tamat di SMKN 1 Karimun.

"Di antara keterbelakangan kehidupan mereka, ada satu anaknya yang bisa sekolah sampai SMK, walaupun dengan menantang laut saat menyeberang. Meskpun tidak ada biaya, tapi Alhamdulillah dibantu dengan beasiswa dari pemerintah daerah," tuturnya.

Suku Asli yang tinggal di Pulau Karimun Anak hanya sebanyak 13 kepala keluarga atau 50 jiwa. Mereka bukan nelayan, tetapi mencari nafkah serabutan, seperti menjual kelapa, rambutan, mencari ketam, udang atau ikan di pinggir laut.

Gubuk-gubuk kayu yang mereka bangun di pinggir laut juga sangat tidak layak, tidak mempunyai listrik dan tidak ada persediaan bahan pokok masyarakat dan tidak ada dermaga tambatan perahu.

"Kadang mereka berutang di warung di Pelambung. Kalau ombak tinggi, mereka tidak bisa keluar mencari makanan," kata Dwi Ria.

Dia berharap kepada pemerintah daerah agar menyiapkan sebuah program yang berkesinambungan.

"Kalau tidak kita kunjungi, mungkin mereka tidak mendapatkan bantuan layak. Hal seperti ini tidak bisa dibiarkan terus menerus, dan menurut saya tidak elok bagi kesinambungan kehidupan mereka ke depan," tutur politikus PDI Perjuangan kelahiran Tanjung Balai Karimun ini.

Namun demikian, Dwi Ria mengapresiasi perhatian Camat, Danramil dan Kepala Puskesmas Tebing yang ikut mendampinginya berkunjung ke Pulau Karimun Anak, dan dalam kesempatan itu turut dilakukan pengecekan kesehatan kepada masyarakat Suku Asli.
 
Anggota DPR Dwi Ria Latifa didampingi Camat Tebing (baju biru) dan Kades Pongkar (kanan) berbincang di rumah salah satu suku asli yang berdiam di Pulau Karimun Anak, pulau terluar di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau. (Antaranews Kepri/Rusdianto)


Sementara itu, salah seorang warga Suku Asli, Abu mengatakan warga Suku Asli yang tinggal di Pulau Karimun masih satu keluarga.

"Semuanya masih keluarga saya. Anak saya enam orang, cucu 28 orang, dan cicit 13 orang, ditambah menantu," kata Abu yang masih kokoh meski sudah berusia 69 tahun ini.

Abu mengaku jarang dikunjungi orang dari luar, apalagi pejabat setingkat anggota DPR.

"Jarang, sudah lama tidak ada yang datang," kata dia.

Kunjungan Dwi Ria Latifa ke Pulau Karimun Anak tersebut juga didampingi Camat Tebing, Agung Jati Kusuma, Danramil, Kapten Agus Salim, Kapolsek Tebing, AKP Budi Hartono, Kepala Puskesmas Tebing.

Selain pengecekan kesehatan, warga Suku Asli juga mendapatkan bantuan bahan pokok masyarakat.

Baca juga: BPN diminta telusuri penguasaan lahan di Belat

Baca juga: Dwi Ria komitmen dampingi masyarakat Karimun

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE