Anambas (Antara Kepri) - Krisis air bersih di Kepulauan Anambas semakin berkepanjangan, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi diantaranya, penebangan hutan didaerah serapan air, belum selesainya bendungan yang memadai, penyaluran pipa yang belum teralisasi, dan terus bertambahnya jumlah penduduk sehingga bertambahnya kebutuhan air bersih.
Penebangan hutan di sejumlah titik menjadi salah satu penyebab kekeringan di Anambas, namun Bupati setempat sempat mengakui bahwa, pihaknya telah mengupayakan beberapa hal untuk menekan jumlah penebangan hutan secara liar di daerah itu.
"Pengaruh penebangan hutan juga pasti ada. Tapi sekarang penebangan hutan sudah bisa berangsur-angsur ditekan. Juga sudah dibagi-bagi mana hutan lindung, mana yang hutan konversi dan lain-lain. Semua sudah diatur dan bisa dilihat di Bappeda," ungkapnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kepulauan Anambas juga mengakui bahwa masalah pengaturan air yang sekarang masih sulit untuk dijelaskannya , karena rumah dia sendiri kini juga dalam kekeringan.
"Kalau masalah pengaturan air yang sekarang mati, susah saya nak jawab, "katanya.
Namun, lanjut dia, tentang program pembuatan bendungan termasuk pipa pemasangan kerumah-rumah warga segera dikerjakan.
"Kami dari Dinas PU baru saja melaksanakan program kegiatannya itu sekarang , kalau yang kami punya tahun ini lelangnya sudah selesai semua, sebentar lagi akan dikerjakan," katanya.
Dia kembali menjelaskannya , Pemkab telah menyediakan anggaran sebesar Rp29 miliar untuk mengatasi krisis air. Dana tersebut digunakan untuk membangun jaringan primer atau saluran induk hingga saluran air bersih ke rumah-rumah warga.
"Dana sebesar Rp29 miliar itu digunakan untuk membangun saluran mulai dari bendungan yang ada di Gunung Samak hingga ke rumah warga. Selain dibuat bendungan disana juga akan disiapkan rumah mesin untuk pengelolaan air bersih," tuturnya .
Selain itu, melalui dana tersebut juga akan dibangun dua bak untuk memudahkan penyaluran air dari Gunung Samak hingga ke Tarempa. Saat ini Dinas PU telah melelangkan konsultan pengadaaan proyek air bersih tersebut.
"Saat ini sudah selesai, proyek pembangunannya akan dilaksanakan tahun ini dan tahap kedua tahun depan," katanya.
Disinggung target penyelesaiannya, Sahtiar menyebutkan proyek tersebut tidak bisa selesai pada tahun ini. Pembuatan itu perlu tahapan selama dua tahun. Kalau menurut perhitungannya Insyallah tahun depan tahun 2015 sudah selesai, makanya sampai dua tahun mengerjakan itu.
"Kalau saat ini, kesulitan air bersih di Tarempa sama-sama kita rasakan rumah saya saja sekarang kran airnya juga mati," ungkapnya. (Antara)
Editor: Evy R. Syamsir
Berita Terkait
NasDem dan PKS masih kaji langkah politik di pemerintahan Prabowo-Gibran
Rabu, 24 April 2024 18:02 Wib
Akademisi : Peran pariwisata pada ekonomi Kepri masih kurang dominan
Rabu, 24 April 2024 8:14 Wib
TP PKK Batam ajak masyarakat bangun keluarga berkualitas
Selasa, 23 April 2024 14:46 Wib
Polres Anambas tertibkan pengendara sepeda listrik
Minggu, 21 April 2024 8:20 Wib
BP Batam sebut rumah contoh di Rempang Eco City sudah dialiri listrik dan air
Jumat, 19 April 2024 18:27 Wib
Natuna-Kepri berstatus siaga darurat bencana kekeringan
Jumat, 19 April 2024 13:49 Wib
Bareskrim Polri ungkap 2 karyawan Lion Air terlibat jaringan narkoba
Kamis, 18 April 2024 16:52 Wib
Pemkab Natuna cari solusi atasi krisis air bersih Pulau Bunguran Besar
Kamis, 18 April 2024 15:20 Wib
Komentar