Optimisme Kepri memperkuat ekonomi syariah melalui KURMA

id Ekonomi syariah Oleh Ogen

Optimisme Kepri memperkuat ekonomi syariah melalui KURMA

Pembukaan acara Kepri Ramadhan Fair (KURMA) 2025 di kawasan Tugu Sirih, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Sabtu, 10 Maret 2025. (ANTARA/Ogen)

Tanjungpinang (ANTARA) - Waktu menunjukkan sekitar pukul 16.30 WIB ketika sejumlah pedagang mulai sibuk menata meja, kursi, dan perlengkapan dagang masing-masing jelang berbuka puasa Ramadhan tiba.

Mereka adalah pelaku UMKM yang mengambil bagian pada kegiatan bazar Kepulauan Riau Ramadhan Fair (KURMA) tahun 2025 di pelataran Tugu Sirih, Taman Gurindam 12, Kota Tanjungpinang.

Ada puluhan deretan anjungan UMKM berdiri di area tersebut, tepatnya di zona A Tugu Sirih. Ini jadi pemandangan lazim pada sore hingga malam hari selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah/2025 Masehi.

Pemerintah sebenarnya melarang adanya kegiatan jualan di situ karena merupakan zona bebas aktivitas pedagang, kecuali untuk acara-acara tertentu masih diperbolehkan, salah satunya bazar KURMA.

Ajang tahunan edisi khusus Ramadhan itu menjadi momen bagi para pelaku UMKM meraup untung di bulan penuh berkah.

Jesica, pedagang UMKM minuman Teh Poci (teh es) dengan berbagai varian rasa, mengaku dalam sehari bisa menjual 50 sampai 150 cup. Harga per cup Teh Poci bervariasi, mulai dari Rp5.000 hingga Rp9.000. Penghasilan dia per hari di kisaran Rp500 ribu sampai Rp1 juta.

Setali tiga uang dengan Dika, pedagang dimsum, yang bisa meraup cuan hingga Rp500 ribu per hari, dengan harga Rp20 ribu per porsi. Pembelinya tidak hanya dari kalangan masyarakat muslim, tapi juga non-muslim yang didominasi warga Tionghoa.

Para pedagang sangat mengapresiasi pelaksanaan bazar KURMA. Kegiatan itu mampu mendongkrak omset penjualan hingga 100 persen dibanding hari-hari biasanya atau di luar Ramadhan, serta mempromosikan produk-produk halal kepada masyarakat, terutama makanan dan minuman. Mereka berharap kegiatan serupa digelar setiap tahun.

Bazar UMKM ini merupakan rangkaian kegiatan KURMA 2025 yang diinisiasi oleh Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan Komite Daerah Ekonomi Keuangan Syariah (KDEKS), serta didukung Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri.

Kegiatan digelar di dua lokasi berbeda, yaitu Kota Tanjungpinang (10-16 Maret 2025) dan Kota Batam (17-23 Maret 2025).

Selain bazar, ada berbagai program unggulan lainnya yang digelar dalam waktu bersamaan, mulai dari UMKM Expo, Business Matching, Seminar Ekonomi Syariah, Layanan Sertifikasi Halal, Talkshow Literasi Keuangan Syariah, dan Festival Fashion Show.

Acara tersebut dibuka secara resmi Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon di Tugu Sirih pada tanggal 10 Maret 2025.

Dalam sambutannya, Fadli Zon menekankan bahwa Kepri merupakan “melting pot”, tempat bertemunya berbagai suku bangsa dan agama, yang hingga kini tetap terjaga dalam harmoni dan toleransi.

Ia sangat mengapresiasi tradisi Ramadhan di Kepri yang diperkaya melalui KURMA 2025 yang menghadirkan ekosistem yang menghubungkan pelaku UMKM dan ekonomi berbasis budaya, digitalisasi keuangan, serta penguatan literasi keislaman.

KURMA merupakan langkah strategis bagi percepatan ekonomi dan keuangan syariah di Kepri. Acara ini menjadi sarana bagi pelaku usaha, komunitas, dan masyarakat untuk berkolaborasi menguatkan ekosistem syariah yang unggul dan berkelanjutan.

Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di "Bumi Segantang Lada", sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan produk dan jasa halal.

Geliat ekonomi

Penyelenggaraan KURMA dinilai penting karena Ramadhan bukan hanya bulan penuh berkah dan amal kebajikan, namun juga merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi syariah. Konsumsi masyarakat biasanya meningkat pada momentum Ramadhan dan Lebaran, terutama pada produk makanan hingga fesyen.

Oleh karena itu, Bank Indonesia Kepri bersama pihak-pihak terkait memfasilitasi minat beli masyarakat melalui bazar UMKM syariah, sehingga diharapkan ikut mendorong perputaran ekonomi masyarakat.

Hal itu terbukti dengan capaian transaksi penjualan UMKM selama event KURMA yang meningkat 100 persen dibanding penyelenggaraan KURMA perdana tahun 2024, yaitu dari Rp1 miliar menjadi Rp2,3 miliar.

Kepala BI Kepri Rony Widijarto P memandang pentingnya UMKM syariah guna mendukung transaksi masyarakat sekaligus menjaga harga kebutuhan tetap stabil serta memberikan nilai tambah bagi perekonomian Kepri

Selain itu, sektor UMKM syariah punya peran strategis dalam mendukung penyerapan tenaga kerja, bahkan sangat terbukti mampu bertahan di tengah berbagai krisis ekonomi di tanah air, salah satunya saat COVID-19.

BI Kepri juga terus mendorong pengembangan ekosistem halal dari hulu ke hilir, khususnya menyangkut produk-produk halal yang memiliki nilai tambah tinggi, misalnya produk olahan makanan khas laut di Kepri. Sejauh ini, BI Kepri sudah melakukan pendampingan terhadap ratusan UMKM yang telah melewati proses kurasi produk dengan tujuan meningkatkan daya saing serta memperluas pangsa pasar ekspor.

Di samping itu, BI Kepri turut meningkatkan akses keuangan syariah melalui kemajuan teknologi dengan meluncurkan 1.000 QRIS Masjid yang bertujuan meningkatkan efisiensi transaksi ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf) secara digital, yang diimplementasikan di semua masjid di Kepri.

Termasuk menambah literasi dan inklusi masyarakat Kepri terhadap ekonomi dan keuangan syariah, melalui berbagai kegiatan sosialisasi, edukasi hingga kompetisi berbasis syariah.

Literasi masyarakat Indonesia terhadap ekonomi syariah dalam beberapa tahun terakhir terus menunjukkan peningkatan cukup tajam, di mulai tahun 2022 berkisar antara 23,3 persen, lalu 2023 sebesar 28,01 persen, dan melejit menjadi 42,48 persen pada tahun 2024.

Stan UMKM minuman berpartisipasi pada acara Kepri Ramadhan Fair (KURMA) 2025 di kawasan Tugu Sirih, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). (ANTARA/Ogen)

Potensi ekonomi syariah

Kepri merupakan salah satu provinsi dengan jumlah penduduk muslim terbesar yang memiliki potensi besar pula terhadap pengembangan ekonomi syariah, ditambah letak geografisnya berbatasan langsung dengan negara serumpun Malaysia dan Singapura.

Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan ekonomi syariah di Kepri terus meningkat, di mana sektor keuangan syariah, industri halal dan pariwisata halal telah menunjukkan tren positif.

Kepala Divisi Promosi dan Kerja sama Strategis Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Inza Putra menyampaikan tonggak penting pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Kepri dimulai dari adanya konversi Bank Riau Kepri menjadi Bank Riau Kepri Syariah (BRKS).

Selanjutnya, potensi industri halal di Kepri juga sangat besar, terutama di sektor makanan, minuman, dan kosmetik. Makanya, bazar KURMA mayoritas menjual produk makanan serta minuman.

Sektor pariwisata halal di Kepri pun terus bertumbuh, yang ditandai dengan berkembangnya usaha kuliner, usaha budaya, serta adanya objek wisata sejarah "Pulau Penyengat" yang terkenal hingga ke mancanegara.

Kepri juga memiliki kawasan industri halal percontohan di Indonesia, yakni Bintan Inti Halal Hub di Kabupaten Bintan.

Menurut Inza Putra, Kepri saat ini menjadi satu di antara 13 provinsi di Indonesia yang menyelenggarakan kegiatan Ramadhan Fair, yang juga dikemas di tingkat nasional yaitu National Halal Fair.

Kegiatan Ramadhan Fair berangkat dari ide KNEKS berawal bahwa di setiap daerah di Indonesia menjelang Ramadhan dan Lebaran sudah pasti menggelar bazar hingga pasar murah, namun belum terorganisir dengan baik.

Oleh karena itu, KNEKS melalui KDEKS Kepri berupaya menjadikan kegiatan Ramadhan Fair ke depan sebagai event nasional yang bisa dibanggakan dan menjadi suatu kebangkitan ekosistem ekonomi syariah di Indonesia.

KNEKS akan mendorong seluruh provinsi secara nasional melaksanakan acara Ramadhan Fair, seperti halnya KURMA yang sudah digelar di Kepri dengan tujuan mendukung pengembangan ekonomi syariah.

Dukungan Pemprov Kepri

Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengapresiasi pelaksanaan KURMA 2025, bukan hanya sebagai ajang ekonomi tapi juga mendukung sektor pariwisata.

Geliat ekonomi selama ajang itu berlangsung menunjukkan bahwa perputaran ekonomi masyarakat di Kepri cukup tinggi di tengah adanya kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.

Acara serupa diharapkan digelar setiap tahunnya dengan menyasar seluruh kabupaten/kota se-Kepri guna mewujudkan akses pemerataan ekonomi.

Gubernur Ansar menyatakan Kepri berkomitmen penuh mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang dibuktikan dengan berbagai program dan upaya yang telah dilakukan, antara lain mendorong pengembangan pelaku UMKM syariah dengan memberikan pinjaman modal usaha, subsidi bunga margin 0 persen melalui Bank Riau Kepri Syariah.

Berdasarkan data, sejak November 2021 sampai Desember 2024 total penyaluran modal usaha itu sudah mencapai Rp30,7 miliar kepada 1.409 UMKM. Masing-masing pinjaman maksimal Rp40 juta, sementara margin bunga 100 persen ditanggung Pemprov Kepri.

Pemerintah optimistis agenda KURMA 2025 semakin memperkuat ekosistem ekonomi syariah di Kepri serta memberikan manfaat bagi masyarakat dan pelaku usaha di sektor halal.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Optimisme Kepri perkuat ekonomi syariah melalui KURMA

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE