Batam (Antara Kepri) - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kota Batam, Kepulauan Riau, menyatakan hasil ikan tangkapan di daerahnya berkurang pada beberapa pekan terakhir, karena nelayan terganggu cuaca buruk dan kesulitan mendapatkan solar bersubsidi untuk melaut.
"Hasil tangkapan menurun banyak, karena nelayan kekurangan solar untuk melaut," kata Sekretaris HNSI Batam Firmansyah di Batam, Rabu.
Ia mengatakan nelayan Batam bahkan mengalami pengurangan pasokan solar bersubsidi sebelum Pertamina mengumumkan kebijakan pengendalian pasokan solar dan bensin bersubsidi.
Pengurangan distribusi solar bersubsidi menyulitkan nelayan yang hendak mencari ikan di laut. Tanpa bahan bakar, mereka tidak dapat mengoperasikan kapal bermotor.
HNSI berharap pemerintah mencabut pembatasan BBM bersubsidi untuk nelayan, terutama nelayan tradisional di pulau-pulau Batam.
Selain karena kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi, Firman mengatakan penurunan produksi ikan tangkap juga disebabkan cuaca buruk.
"Nelayan juga dihadapkan pada cuaca buruk dan kerusakan terumbu karang," kata dia.
Wakil Gubernur Kepulauan Riau Soerya Respationo mengatakan pengurangan kuota bahan bakar minyak solar bersubsidi untuk nelayan menambah jumlah masyarakat miskin di provinsi itu, karena para pencari ikan kesulitan melaut.
"Kebijakan ini saya nilai tidak paralel dengan semangat menyejahterakan rakyat," kata Wakil Gubernur.
Ia mengatakan nelayan kecil di Kepri sangat bergantung pada solar bersubsidi sebagai bahan bakar kapal yang digunakannya dalam mencari ikan. Jika kuota solar untuk nelayan dikurangi, maka pencari ikan akan kesulitan melakukan pekerjaannya.
Apalagi menurut Wakil Gubernur, nelayan kecil tidak akan mampu membeli solar non-subsidi, karena harganya yang terlalu tinggi, dan akhirnya memilih untuk berhenti bekerja.
"Untuk jumlah nelayan yang menganggur akibat kebijakan ini masih kami pantau. Tapi, seyogyanya pengurangan kuota itu tidak dibebankan juga terhadap nelayan kecil," kata dia.
Sementara itu, Stasiun Karantina Ikan mencatat penurunan drastis lalu lintas perikanan Batam dalam dua bulan terakhir.
Pada Juni, Karantina Ikan Batam mencatat lalu lintas ikan sebanyak 179.732 kilogram dan menurun pada Juli yang hanya mencapai 84.760 kilogram.
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
Rudi komitmen dukung perkembangan e-sport di Batam
Senin, 6 Mei 2024 14:50 Wib
BC Batam gagalkan penyelundupan 184 ribu batang rokok ilegal
Senin, 6 Mei 2024 13:10 Wib
BPJAMSOSTEK serahkan santunan untuk empat ahli waris nelayan Anambas
Minggu, 5 Mei 2024 19:51 Wib
Ditjen PSDKP tangkap 2 kapal ikan Vietnam di Laut Natuna-Kepri
Minggu, 5 Mei 2024 8:16 Wib
Pemkot Batam: Rembuk stunting percepat penurunan prevalensi
Sabtu, 4 Mei 2024 16:09 Wib
Pemerintah anggarkan DAK Rp18 miliar untuk Dinkes Kabupaten Natuna
Sabtu, 4 Mei 2024 15:12 Wib
Pemkot Batam tingkatkan penanganan kasus bullying pada anak
Sabtu, 4 Mei 2024 13:01 Wib
Kemenag Natuna sosialisasi program sertifikasi halal gratis
Sabtu, 4 Mei 2024 12:30 Wib
Komentar