Batam (Antara Kepri) - Bank Indonesia (BI) Kepulauan Riau mendorong pembukaan kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA) di wilayah perbatasan di daerah itu, terutama Kawasan Wisata Terpadu Lagoi di Pulau Bintan, yang saat ini belum memiliki usaha itu.
"Di Lagoi itu belum ada KUPVA, makanya kami mengajak pengusaha untuk membuka di Lagoi," kata Kepala Kantor BI Perwakilan Kepulauan Riau (Kepri) Gusti Raizal Eka Putra di Batam, Minggu.
Ia mengatakan dengan tidak adanya usaha penukaran valuta asing (valas) di Lagoi, maka kebanyakan wisatawan mancanegara (wisman) yang menghabiskan liburan di daerah eksklusif itu bertransaksi menggunakan valas. Padahal hal itu bertentangan dengan UU tentang Mata Uang.
BI Kepri juga mendorong pemilik KUPVA di kota lain di Indonesia membuka cabang di Lagoi. BI tidak akan mempersulit pembukaan cabang KUPVA baru di Lagoi.
"Jadi buat KUPVA yang sudah ada di daerah lain bisa mendirikan KUPVA di Lagoi," kata dia.
Menurut Gusti, wisman yang datang ke Lagoi memiliki karakteristik berbeda dengan wisman yang datang ke daerah lain di Kepri. Umumnya wisman Lagoi adalah golongan atas. "Mereka kelompok 'The have'," katanya.
Karena golongan atas yang eksklusif, maka wisman ke Lagoi mengharapkan pelayanan istimewa dan menyiapkan uang lebih banyak.
Sementara itu, sambil menunggu pendirian KUPVA di Lagoi, BI mengimbau seluruh perusahaan jasa biro perjalanan dan wisata untuk mengajak para wisman dari berbagai negara itu ke Tanjungpinang demi menukarkan uangnya terlebih dulu sebelum melanjutkan perjalanan ke Lagoi.
"Kami meminta perusahaan tour and travel membawa wisman ke Tanjungpinang dulu untuk menukarkan uangnya ke rupiah, karena di Lagoi belum ada tempat penukaran valas," kata dia.
Sementara itu Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran BI, Ida Nuryanti di Batam, mengakui belum semua daerah di Indonesia memiliki KUPVA.
BI mencatat, ada sembilan kota tanpa KUPVA di antaranya Sibolga, Jambi, Palangkaraya, Kendari dan Ternate.
BI mencatat KUPVA paling banyak berada di Jakarta sebanyak 346 unit, diikuti Denpasar dan Batam masing-masing 128 unit.
Sementara dari segi transaksi, BI mencatat transaksi paling besar dilakukan KUPVA nonbank di Jakarta sebesar 63,1 persen dari total transaksi lalu Denpasar 16,63 persen, Bandung 5,18 persen dan Batam 4,58 persen. (Antara)
Editor: Rusdianto
Berita Terkait
KPU Kepri sebut jumlah pemilih di Pilkada 2024 dibatasi 600 orang per TPS
Kamis, 2 Mei 2024 12:52 Wib
Pemkot Batam komitmen implementasikan Kurikulum Merdeka Belajar
Kamis, 2 Mei 2024 12:44 Wib
Pemprov Kepri berikan dana apresiasi kepada atlet yang lolos PON Aceh-Sumut
Kamis, 2 Mei 2024 8:11 Wib
TKA di Kepri wajib bayar retribusi 100 dolar per bulan
Kamis, 2 Mei 2024 7:55 Wib
Hari buruh di Bintan diisi dengan Halal Bihalal
Kamis, 2 Mei 2024 6:51 Wib
Pelni Tanjungpinang hentikan sementara pelayaran Bintan-Natuna
Rabu, 1 Mei 2024 18:15 Wib
Balai POM Kota Batam telusuri produk kosmetik ilegal di Batam
Rabu, 1 Mei 2024 18:02 Wib
Bawaslu Natuna Kepri lakukan evaluasi kinerja panwaslu kecamatan
Rabu, 1 Mei 2024 16:18 Wib
Komentar