Nelayan Karimun diimbau waspadai gelombang tinggi

id gelombang tinggi

Karimun (Antaranews Kepri) - Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau meminta kalangan nelayan mewaspadai gelombang tinggi dan selama musim angin barat yang diperkirakan berlangsung hingga akhir Januari 2019.
    
"Nelayan kita sebenarnya sudah mengetahui kondisi cuaca di alut saat ini, tapi mereka juga tidak boleh mengambil risiko karena kondisi cuaca sering kali berubah mendadak buruk," kata Ketua KTNA Karimun Amirullah di Tanjung Balai Karimun, Jumat, (4/1)

Amirullah mengatakan hal itu menyusul imbauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait kondisi cuaca yang berpotensi memburuk akibat fenomena awan cumulonimbus yang memicu puting beliung, angin kencang dan hujan deras.

Menurut dia, nelayan pesisir atau tradisional dengan kapal berbobot 0-10 GT patut ekstra hati-hati, tidak hanya mewaspadai gelombang tinggi, tetapi juga petir dan puting beliung.

Pekan lalu, kata dia, seorang nelayan asal Sei Pasir, Kecamatan Meral, bernama Dalarman meninggal tersambar petir saat menangkap ikan di sekitar perairan Tambelas, atau di sekitar perairan Selat Beliah.

"Kalau di laut bagaimana bisa kita mengelak dari petir. Karena itu, sebaiknya batalkan turun ke laut kalau cuaca buruk dan gelap," kata dia.    

Dia juga mengimbau nelayan tradisional agar menangkap ikan secara berkelompok sehingga bisa saling bantu ketika terjadi musibah, dan menangkap ikan dengan berlindung dekat pulau.

Biasanya, kata dia, nelayan banyak menangkap ikan di sekitar perairan Takong Hiu yang berhadapan dengan Selat Malaka.

Perairan ini terkenal bergelombang tinggi pada musim-musim seperti ini, namun nelayan disarankan menangkap ikan tidak jauh dari pulau kecil, seperti Pulau Karimun Anak yang berdekatan dengan Takong Hiu.

"Kalau cuaca tiba-tiba memburuk, mereka kan bisa berlindung ke pulau itu," katanya.

Amirullah menambahkan, gelombang tinggi dan angin kencang diperkirakan makin sering pada musim angin utara pada Februari hingga Maret.

"Musim angin utara memang anginnya kencang, baik siang maupun malam. Tapi, pada musim ini pula banyak ikan, karena itu tetap hati-hati dan lengkapi diri dengan perlengkapan keselamatan berlayar," tuturnya.     

Diberitakan, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Tanjung Balai Karimun Raden Eko Sarjono menyampaikan fenomena awan cumulonimbus patut diwaspadai, karena jika awan tersebut sudah terbentuk bisa memicu angin kencang, puting beliung, petir dan gelombang tinggi di perairan.

Eko juga mengatakan pelaku transportasi laut juga harus waspada karena adanya fenomena cuaca yang dikenal dengan Siklon Tropis Pabuk yang melanda Laut China Selatan atau sebelah timur Malaysia.

Fenomena Siklon Tropis Pabuk, jelas dia, bersifat menjauhi khatulistiwa, dan efeknya paling terasa di perairan sekitar Anambas dengan potensi gelombang mencapai 7 meter.

Dia memprediksi fenomena cuaca Siklon Tropis Pabuk berlangsung hingga Februari 2019, dengan kecepatan angin 10-12 knot, melebihi kondisi biasa sekitar 5 knot.

"Kecepatan angin 10-12 knot bisa memicu gelombang mencapai 1 meter," katanya. 

 

Komentar

Komentar menjadi tanggung jawab anda sesuai UU ITE