Batam (ANTARA) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tjahjo Kumolo menyatakan sejumlah pegawai negeri sipil gagal dalam seleksi eselon 1 dan 2 karena terpapar radikalisme.
"Banyak, saya kira banyak," kata Menteri di Batam, Kepulauan Riau, Senin.
Ia memastikan pejabat eselon 1 dan 2 harus bersih dari paparan radikalisme, narkoba, dan korupsi. Pejabat eselon 1 dan 2 harus memahami masalah gratifikasi dan PPATK.
Karenanya, seluruh ASN diminta berhati-hati terkait radikalisme dan terorisme. Jangan sampai, seseorang sudah ingin menjadi pejabat eselon dan didukung, namun tersandung masalah itu.
"Bagaimana mau menjabat eselon 1 dan 2, tapi pola fikirnya sudah mengarah ke sana," kata Menteri.
Dalam sambutannya pada penyerahan evaluasi SAKIP, Menteri mengatakan ancaman terbesar, antara lain radikalisme dan terorisme, narkoba dan korupsi.
"Tantangan bangsa radikalisme dan terorisme. Ini prinsip," kata dia.
ASN diingatkan untuk menjauhi korupsi, narkoba dan gratifikasi, karena ancamannya langsung dipecat.
Menteri juga mengingatkan seluruh ASN berhati-hati menggunakan media sosial, agar tidak tersandung masalah.*
Berita Terkait
Densus 88 tangkap tujuh orang terlibat JI
Rabu, 17 April 2024 14:58 Wib
Penambahan 600 ASN di lingkungan Pemkab Natuna telah disetujui KemenPAN-RB
Selasa, 2 April 2024 9:34 Wib
Diduga rekam perempuan di toilet pakai ponsel, oknum PNS ditangkap polisi
Minggu, 24 Maret 2024 19:02 Wib
STAN sosialisasikan penerimaan mahasiswa baru di Natuna
Selasa, 5 Maret 2024 15:52 Wib
Istana bantah isu Jokowi angkat jutaan PNS jika Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024
Selasa, 16 Januari 2024 14:36 Wib
Rekrutmen 2,3 juta ASN tahun 2024 fokus pada talenta digital
Selasa, 16 Januari 2024 13:27 Wib
180 CPNS Natuna terima SK PNS
Jumat, 22 Desember 2023 8:16 Wib
Mahfud Md sebut ada kesalahan teknis pada kasus PNS batal dilantik
Kamis, 14 Desember 2023 6:14 Wib
Komentar