Jakarta (ANTARA) - Indonesia terus berupaya membuka peningkatan akses pasar ekspor Indonesia ke Selandia Baru untuk akses pasar tenaga kerja dan produk pertanian sehingga hubungan bilateral kedua negara terus meningkat.
Hal itu disampaikan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Iman Pambagyo yang menjadi ketua Delegasi RI saat menghadiri Forum Senior Official’s Meeting on Trade and Investment Framework (SOMTIF) ke-7 di Wellington, Selandia Baru.
"Pada SOMTIF kali ini, Delegasi RI memperjuangkan akses pasar tenaga kerja Indonesia agar dapat memasuki Selandia Baru. Selain itu, juga akses untuk produk buah-buahan tropis Indonesia, khususnya terkait penyelesaian hambatan nontarif untuk produk manggis, pisang, nanas, salak, dan mangga," kata Iman lewat keterangannya di Jakarta, Jumat.
Sedangkan, Delegasi Selandia Baru dipimpin oleh Principal Adviser, Trade and Economic Group, Ministry of Foreign Affairs and Trade Mark Trainor.
Menurut Iman, selain isu akses pasar tenaga kerja dan pertanian, Indonesia juga mengundang para investor Selandia Baru ke Indonesia di sektor peternakan; pariwisata; pendidikan vokasional dan tinggi; serta kebudayaan ekonomi kreatif. Kerja sama yang ditawarkan di sektor ekonomi
kreatif seperti perfilman dan animasi.
"Selandia Baru memiliki industri perfilman yang cukup maju. Banyak film box office yang dibuat di Selandia Baru, seperti the Hobbit dan Lord of the Ring. Oleh karena itu, Indonesia ingin membangun kerja sama melalui forum ini," lanjut Iman.
Iman menambahkan, isu-isu yang diupayakan Delegasi RI dalam pertemuan SOMTIF ini sejalan dengan visi Presiden Jokowi untuk mengembangkan sumber daya manusia dan meningkatkan kinerja ekspor, termasuk ke Selandia Baru.
"Di tengah perlambatan ekonomi dunia saat ini, SOMTIF memiliki arti penting dalam meningkatkan kerja sama Indonesia dan Selandia Baru," pungkas Iman.
SOMTIF merupakan forum bilateral reguler tahunan antara Indonesia dan Selandia Baru.
Forum ini mendiskusikan isu-isu perdagangan dan investasi, sekaligus menjadi momen peningkatan kinerja perdagangan dan investasi melalui kerja sama teknis.
SOMTIF mulai dibentuk pada 2005 dan pertama kali dilaksanakan pada 14-15 Juli 2008 di Wellington. Selanjutnya, agenda SOMTIF dilaksanakan secara bergantian oleh kedua negara.
Berita Terkait
Israel mengadu ke AS soal pembatasan ekspor oleh Turki
Rabu, 10 April 2024 7:24 Wib
KKP umumkan lokasi hasil sedimentasi laut yang bisa dimanfaatkan, termasuk Natuna
Sabtu, 16 Maret 2024 6:05 Wib
Neraca perdagangan di Kepri surplus 134 juta dolar AS
Selasa, 17 Oktober 2023 8:12 Wib
Perhiasan perak Indonesia raup Rp25 miliar di Spanyol
Jumat, 6 Oktober 2023 8:19 Wib
Jokowi ngeri, 22 negara stop ekspor pangan
Jumat, 29 September 2023 17:46 Wib
BPS : Nilai ekspor Kepri Agustus 2023 mencapai 1,618 miliar dolar AS
Minggu, 17 September 2023 14:17 Wib
Kementan sebut Kepri miliki kapasitas bersaing ekspor pangan ke Singapura
Kamis, 31 Agustus 2023 19:09 Wib
Karantina Pertanian pastikan ekspor santan dan air kelapa melalui Batam bebas OPTK
Sabtu, 26 Agustus 2023 19:43 Wib
Komentar