Jakarta (ANTARA) - Memutus rantai penularan infeksi COVID-19 berada di tengah masyarakat menjadi tantangan karena masih banyak sumber infeksi yang dibuktikan dari tingginya tingkat risiko ancaman tertular di beberapa daerah, kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto.
"Tantangannya, memutuskan rantai penularan di tengah masyarakat. Tidak boleh kita lihat permasalahan yang ada di rumah sakit saja," kata Yurianto dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB yang dipantau di Jakarta pada Sabtu.
Infeksi COVID-19 masih terjadi, kata dia, karena sumber penularan ada di tengah masyarakat. Pasien positif dengan gejala yang berada di rumah sakit lebih aman dari risiko menularkan karena berada dalam isolasi.
Tapi, orang yang terinfeksi tanpa gejala atau memiliki gejala ringan dan tidak melakukan isolasi secara baik akan menjadi salah satu sebab penularan terus bertambah.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan itu mengatakan Gugus Tugas pusat sudah berkomunikasi dengan beberapa pemerintah daerah dengan kasus positif yang masih tinggi.
Yurianto menjelaskan bahwa beberapa daerah yang harus melakukan intervensi lebih cepat, tidak hanya untuk banyaknya kasus tapi juga karena tingginya jumlah kasus per 100.000 orang.
"Yang kemudian bisa direpresentasikan sebagai tingkat risiko ancaman tertular di beberapa daerah masih cukup tinggi. Ini semua terjadi karena memang sumber penularan masih berada di tengah-tengah masyarakat," kata dia.
Penularan masih terjadi karena terdapat orang yang terinfeksi tidak melakukan isolasi dan tidak menjalankan protokol kesehatan untuk tidak menulari ke orang lain. Selain itu, terdapat segmen masyarakat yang tidak mengambil langkah untuk melindungi diri sendiri seperti memakai masker, menjaga jarak serta rajin mencuci tangan.*
Berita Terkait
Bandara Batam layani 19.648 pemudik pada puncak arus balik Lebaran 2024
Senin, 15 April 2024 18:56 Wib
Laksda TNI Yoos Suryono resmi jabat Pangkoarmada I
Senin, 25 Maret 2024 18:49 Wib
PPP akan gugat hasil rekapitulasi nasional KPU ke MK
Kamis, 21 Maret 2024 4:50 Wib
KPK periksa anggota DPRD Bandung soal titipan paket pekerjaan
Selasa, 19 Maret 2024 10:54 Wib
Pelni sediakan 19 kapal layani mudik gratis Lebaran 2024, termasuk Batam-Belawan
Senin, 18 Maret 2024 20:42 Wib
SYL harap eksepsinya dapat diterima karena telah menjadi pahlawan saat COVID-19
Rabu, 13 Maret 2024 15:33 Wib
Pemkab Natuna tetapkan DBD sebagai KLB
Sabtu, 9 Maret 2024 12:57 Wib
Sering merokok dapat tingkatkan lima kali lipat risiko kanker lidah
Selasa, 20 Februari 2024 17:34 Wib
Komentar